Tuesday, April 28, 2009

2 Jalan

Firman Allah SWT: maksudnya;

“Dan Kami telah tunjukkannya dua jalan (jalan kebajikan dan jalan kajahatan).”
(al-Balad: ayat 10)

“Apakah manusia menyangka bahawa ia akan dibiarkan begitu sahaja (tanpa dipertanggung-jawabkan).” (al-Qiyamah: ayat 36)

Telah ditentukan bagi manusia jalan yang ditempuhinya. Allah SWT telah menggariskan jalan tersebut di sisi-Nya dan meletakkan di hadapan manusia panji-panji matlamat kehidupan dan juga hikmat kejadiannya.

Firman Allah SWT: maksudnya;

“Apakah kamu mengira bahawa Kami menjadikan kamu secara sia-sia sahaja dan kamu semua tidak akan dikembalikan kepada Kami. Maka Maha Tinggi Allah, Raja yang sebenarnya.” (al-Mu’minun: ayat 115-116)

Orang yang berbahagia ialah orang yang telah bertemu dengan pertolongan-Nya. Orang yang telah ditarik oleh cahaya hidayah-Nya. Mereka telah meneroka dengan pandangan mereka segala kabus yang telah menutup kealpaan dan kelalaian mereka selama ini. Seterusnya mereka tahu akan marhalah-marhalah perjalanan dan melangkah menuju ke matlamatnya.

Firman Allah SWT: maksudnya;

“Maka segeralah kembali mentaati Allah . Sesungguhnya aku adalah pemberi peringatan yang nyata daripada Allah untukmmu. Dan janganlah kamu mengadakan tuhan (Ilah) yang lain di samping Allah.Sesungguhnya aku seorang pemberi peringatan yang nyata daripada Allah untukmu.” (az-Zariyat: ayat 50-51)

Apa sahaja yang menyebabkan manusia terpesong daripada sampai kepada-Nya, atau mengubah serta menyelewengkan manusia daripada menghadap-Nya, atau memisahkan manusia daripada bergantung serta berharap kepada-Nya, sama ada berupa hawa nafsu yang menguasai atau kemahuan yang degil atau kehendak-kehendak terhadap sesuatu yang cepat lupus dan hilang (duniawi), maka semua itu adalah ilah-ilah selain daripada-Nya.

Firman Allah SWT: maksudnya;

"Kedua-dua jalan tersebut tidak akan sama selama-lamanya".

“Maka apakah orang-orang yang beriman sama dengan orang-orang yang fasiq (kafir)? Mereka tidak sama. Ada pun orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal-amal saleh, maka bagi mereka syurga-syurga tempat kediaman, sebagai pahala terhadap apa yang telah mereka kerjakan. Dan adapun orang-orang yang fasiq, maka tempat mereka adalah neraka. Setiap kali mereka hendak keluar daripadanya, mereka dikembalikan ke dalamnya dan dikatakan kepada mereka:

"Rasakan siksa neraka yang dahulu kamu mendustakannya.”
(As-Sajadah: ayat 18-20)


“Apakah patut Kami jadikan orang-orang Islam itu sama dengan orang-orang yang berdosa? Mengapa kamu berbuat demikian? Bagaimanakah kamu mengambil keputusan?” (al-Qalam: ayat 35-36)

“Patutkah Kami menganggap orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh sama dengan orang yang melakukan kerosakan di muka bumi? Patutkah pula Kami menganggap orang- akupun termasuk orang-orang yang menunggu bersama kamu”. Kemudian Kami selamatkan para Rasul Kami dan orang-orang yang beriman, demikianlah menjadi kewajipan atas Kami menyelamatkan orang-orang yang beriman.” (Yunus: ayat 102-103)

Sesungguhnya hati itu berada di bawah kekuasaan Allah SWT. Firman Allah SWT: maksudnya;

“Dan Allah berkuasa terhadap urusan-Nya tetapi kebanyakkan manusia tidak mengetahui.” (Yusuf: ayat 21)
tiada jalan tengah

Firman Allah SWT dalam al-Hadith al-Qudsi (yang bermaksud):

“Barangsiapa yang memusuhi wali-Ku (kekasih-Ku), Aku telah mengisytiharkan perang terhadapnya. Tidak ada cara bertaqarrub (mendekatkan diri) seorang hamba kepada Ku yang lebih Ku sukai melainkan melaksanakan kewajipan-kewajipan yang Ku fardhukan kepadanya. Namun sentiasa hamba-Ku itu berusaha mendekatkan diri kepada Ku dengan melakukan hal-hal yang sunat sehingga Aku pun mencintai (mengasihi)nya. Apabila dia telah Aku cintai, Akulah pendengarannya yang dengannya dia mendengar, penglihatannya yang dengannya dia melihat, tangannya yang dengannya dia memukul keras dan kakinya yang dengannya dia berjalan. Jika dia memohon kepada Ku, Aku akan kurniakan dan jika dia memohon perlindungan Ku, Aku akan melindunginya. Dan tidak pernah Aku ragu-ragu pada sesuatu di saat Aku akan melakukannya seperti ragu-Ku untuk mengambil jiwa orang mu’min yang enggan mati sedangkan Aku tidak suka mengganggunya.” (Hadith Riwayat al-Bukhari)

ZUhud<<

كُنْ فِي الدُّنْيَا كَأَنَّكَ غَرِيبٌ أَوْ عَابِرُ سَبِيلٍ وَكَانَ ابْنُ عُمَرَ يَقُولُ إِذَا أَمْسَيْتَ فَلاَ تَنْتَظِرْ الصَّبَاحَ وَإِذَا أَصْبَحْتَ فَلاَ تَنْتَظِرْ الْمَسَاءَ وَخُذْ مِنْ صِحَّتِكَ لِمَرَضِكَ وَمِنْ حَيَاتِكَ لِمَوْتِكَ

“Jadilah engkau di dunia seperti orang asing atau orang yang sedang menempuh perjalanan.” Ibn Umar berkata, “jika engkau ada di sore hari, jangan menunggu pagi dan jika berada di pagi hari, jangan menunggu sore. Manfaatkan masa sehatmu untuk masa sakitmu dan masa hidupmu untuk kematianmu.”
(HR al-Bukhari, at-Tirmidzi, Ibn Majah dan Ahmad).

Maksud hadis

Dalam hadis ini, Rasulullah mengingatkan kita bagaimana harus kita meletakkan dunia dalam hati kita. Di umpamakan seakan kita ini adalah orang asing yang sedang menempuh satu perjalanan yang pasti arahnya.

Ath-Thayyibi, sebagaimana dikutip oleh al-Hafizh Ibn Hajar di dalam Fath al-Bârî, menjelaskan, “Orang yang berjalan di dunia diserupakan dengan orang asing yang tidak memiliki tempat tinggal. Kemudian Beliau mengungkapkan perumpamaan yang lebih tinggi: diserupakan dengan orang yang sedang menempuh perjalanan. Sebab, orang asing kadang kala tinggal di negeri asing. Berbeda dengan orang yang menempuh perjalanan menuju negeri yang jauh; sepanjang perjalanan itu terdapat lembah-lembah yang membinasakan, gurun-gurun yang mencelakakan dan begal jalanan. Orang yang demikian tidak akan tinggal walaupun sejenak. Oleh karena itu, Ibn Umar langsung menimpali dengan kata-kata, “jika engkau ada di sore hari jangan menunggu pagi…”

Lalu sabda Rasul, “wa ‘udda nafsaka fî ahli al-qabûr, maknanya adalah, “Teruslah berjalan dan jangan engkau futur. Sesungguhnya jika engkau lemah atau lalai maka engkau akan terhenti di tengah jalan (tidak sampai tujuan) dan binasa di lembah-lembah itu.”

Imam an-Nawawi di dalam Syarh al-Arba’în an-Nawawiyah berkata, makna hadis ini adalah, “Janganlah engkau cenderung pada dunia dan menjadikan dunia sebagai tempat menetap. Jangan berbicara kepada dirimu sendiri bahwa engkau akan menetap di dunia serta jangan mempertautkan diri dengan dunia sebagaimana orang asing tidak akan menautkan diri dengan selain tanah airnya.”

Jika di selami maksud, hadis ini merupakan isyarat untuk kita bersifat zuhud dengan dunia dan mengambil bekalan yang sekadarnya sebagai bekalan menempuh perjalanan. sepertimana seorg musafir yang hanya memerlukan bekalan yang secukupnya untuk menuju kearah tujuannya. begitulah kita sebagai seorang mukmin, kita hanya memerlukan bekalan yang secukupnya sebagai bekalan kita menuju negeri yang kekal abadi. Dunia ini adalah ladang untuk kita bercucuk tanam dan hasilnya akan kita petik di akhirat nanti. Biarlah miskin di dunia namun kaya di akhirat.

Sebagai seorg muslim yang memahami peranannya di dunia ini, ana pasti kita tidak akan membiarkan diri kita miskin di dunia mahupun di akhirat. jika kita kembali kepada sirah para sahabat., ramai diantara sahabat adalah bergelar jutawan seperti Abdurrahman Bin Auf, Abu Bakar As Siddiq, Umar Al Khatab dan sebagainya. Harta mereka banyak di gunakan untuk aktiviti dakwah,. begitulah juga kita, kita perlu untuk menjadi kaya supaya perjalanan dakwah tidak terhenti disebabkan tiada dana untuk pergerakkan program. Hal ini semestinya tidak boleh di jadikan alasan sama sekali!

kita sedang munuju satu tempat yang pasti

Mungkin tidak mudah untuk kita menanggalkan pakaian 'jahilliyah' yang kian lama terdidik dalam diri. Hendaknya kita selalu mengingat pesan Nabi saw ini. Hendaknya setiap kita selalu merasa asing dengan dunia. Ia selalu ingat, bukan dunia ini tempat tinggal dia karena di dunia ini ia adalah orang asing. Ia tidak akan membiarkan hatinya terjerat oleh kecintaan pada tempat asing itu sehingga melupakan tanah air hakikinya. Hatinya tidak cenderung pada dunia. Ia tidak akan menikmati keintiman dengan dunia. Ia tidak akan bermesra-mesra dengan dunia. Hatinya tidak akan dia biarkan tertambat pada dunia sehingga merasa berat untuk menjauhi dan meninggalkannya. Sebaliknya, dunia baginya adalah sesuatu yang jauh lagi asing. Karena itu, hatinya ringan untuk melepas dunia itu dan tidak berat hati untuk meninggalkannya.

Hendaknya kita pun selalu ingat bahwa kita di dunia ini hanyalah ‘numpang lewat’. Fasa kehidupan dunia ini hanyalah perjalanan untuk menuju ‘tanah air’ yang hakiki, yaitu akhirat. Sebagai orang yang sedang lewat saja, maka ia tidak akan berhenti berlama-lama, apalagi menetap. Ia pun tidak akan sibuk mengumpulkan harta dan perbekalan karena itu bisa memalingkannya dari perjalanan atau setidaknya menundanya. Selain itu, harta dan perbekalan yang terlalu banyak akan memberatkan dan menjadi beban di perjalanan yang boleh mencelakakannya. Sebaliknya, ia hanya mengambil harta dan perbekalan secukupnya saja, tidak berlebih. Itu pun dilakukan sambil terus berjalan. Sebagai orang yang sedang lalu/menumpang, adalah tersesat jika ia justru menjadikan tempat singgah dan jalan yang ia lalui sebagai tujuan itu sendiri dan memalingkannya dari tempat tujuan yang hakiki.

Sebagai seorang mukmin, kita tidak seharunya menjadi pencinta dunia, pemburu harta dan pencari kemanisan dunia. sebaliknya, seorang mukmin akan bersifat zuhud terhadap dunia dan qanaah dengan kurnian Allah yang ia terima. Dunia baginya adalah satu tempat yang asing dan tidak berhatga. Ia akan jadikan dunia sebagai jalan, wasilah dan sarana untuk mencapai tempai tujuan iaitu akhirat. Akhiratlah yang selalu menjadi tambatan hatinya dan hujung angan-angannya.

Monday, April 27, 2009

Terima kasih cikgu!!

Dengan nama Allah Yang Maha Pengasih Lagi Maha Penyayang..

Alhamdulillah.. bersyukur ke hadrat Illahi kerana dengan rahmat dan kasih sayangNya ana dapat melaksanakan tanggungjawab ana pada hari ini. Ana di tugaskan untuk menyampaikan ceramah yang bertajuk
"makan untuk kesihatan, Resipi kehidupan sihat"
kepada murid2 tahun 2 di sekolah kebangsaan sening, kota tinggi johor.
Seronok.. memang seronok..
alhamdulillah.. luar biasa.. allahuakbar!!
nak tau kenapa??
ha.. ni nak share la ni..
adik2 kita tu bijak sangat.. ana cakap makan buah betik sepotong pun da cukup..
tapi diorg cakap nak makan papaya separuh biji..
then ana bagitau kena minum air banyak tiap hari tapi diorg cakap minum 8 gelas sehari..
lebih spesifik.. bijak kan...
banyak lagi sebenarnya.. tapi mungkin lain kali dapat share.. ada banyak keje yang nak di settelkan..
di akhir ceramah tu.. diorang bersorak
"terima kasih cikgu"
huhu.. dapat gak ana merasa jadi cikgu..
Anyway.. ana terfikir,.. andai betul la didikan yg di berikan pada adik2 ni.. mungkin mereka bakal mewarisi Assyahid Hasan al Banna, atau mungkin Sayyid Qutb.. siapa tau kan..

ni la budak yang banyak cakap tu



.....



"Tarbiyah bukanlah segala-galanya,
tapi..
segala-galanya bermula dengan tarbiyah"..
.
-Mustafa Masyhur

Sunday, April 26, 2009

MALU..



Indahnya MALU…

“iman mempunyai lebih 60 cabang dan sifat malu adalah sebahagian daripada cabang iman” Hadith riwayat: Abu Hurairah RA

Manusia di bekalkan dengan pelbagai keistimewaan. Lantaran itu, mereka menjadi makhluk terbaik ciptaan. Fitrahnya, mereka di seliputi sifat malu, sedih, gembira, marah, benci dan sebagainya. Malu atau haya’ dalam bahasa arab berasal daripada perkataan hayat yang bermaksud kehidupan. Ia mencukupi sifat malu, memelihara keaiban diri dan orang lain, kesopanan, harga diri, jujur, menjaga dan memelihara maruah kerana Allah SWT.

“Apabila seseorang menyertaan keghairahan atau tarikan berahi kepada setiap perkara yang di lakukannya, ia akan menjadi keburukan dan apabila malu di sertakan dalam setiap perbuatan ia akan menjadi indah”
Hadith riwayat : Anas bin Malik

Malu adalah sifat semulajadi yang Allah anugerahkan kepada manusia. Seseorang yang pemalu, pendiam, dan penakut lebih suka mengasingkan diri. Sifat malu yang berpada-pada amat di tuntut oleh islam sebagaimana sabda Rasullullah SAW:

“Malu adalah sebahagian daripada iman”

Perasaan malu yang keterlaluan dan tidak terkawal mampu mengundang kemudaratan. Malah, boleh menjadi penyakit yang memerlukan rawatan khusus. Maka, Berpada-padalah dengan sifat ini.

MALU SIFAT ORANG ISLAM


Malu adalah sifat orang yang beriman. Hal ini kerana malu dan iman berjalan seiring. Jika salah satu ditinggalkan,maka akan hilanglah keduanya
. Malah sifat malu juga membawa kita kesyurga sepertimana sabda Rasulullah SAW:

“ malu datangnya dari keimanan dan iman membawa ke syurga dan jika sebaliknya membawa ke neraka” (HR Bukhari)

SIFAT MALU PADA WANITA

seindah hiasan adalah wanita solehah

Dalam menyusuri dunia yang serba moden kini, kebanyakkan wanita ingin menunjukkan kehebatan diri masing-masing tanpa menghiraukan sifat semulajadi yang terdidik dalam diri. Kemodenan hari ini banyak merubah wanita islam dari segi berpakaian. Berpakaian mahu ikut tren terkini, bukan lagi mengikut syariat yang telah di tetapkan Tuhan ke atasnya. Mereka lebih suka memakai seluar ketat, mendedahkan bahagian perut dan pusat, berpakaian yang boleh menimbulkan ghairah bagi mata-mata yang melihatnya dan memakai tudung sekadar melepas batuk di tangga. Mereka telah hilang perasaan malu. Suasana begini telah menjadi perkara biasa di Negara ini malah di mana juga. Benarlah kata-kata Rasulullah suatu ketika dahulu..

“islam datang dalam keadaan dagang dan akan kembali dagang.”

Muslimah yang patuh pada perintah Allah sudah kembali minority. Mereka ini tidak akan menggadaikan maruah diri semata-mata ingin kelihatan moden dan mengikut perkembangan semasa. Mereka hanya melihat pandangan Allah lebih dari pandangan manusia. Merekalah yang disebutkan rasulullah sebagai perhiasan dunia yang paling indah.

MALU PAKAIAN MUKMIN

Apabila sifat malu telah hilang, kemungkaran dan kemaksiatan berleluasa tanpa batasan,malah manusia akan tunduk mengikut tuntutan hawa nafsu. Mereka tidak berasa takut dan bimbang dengan pembalasan akhirat. Ini kerana hati dan jiwa mereka telah buta dan rosak, tiada lagi rasa belas kasihan dan kasih sayang pada DIRI SENDIRI!!
Sifat malu adalah sifat yang terpuji yang boleh menghindarkan diri daripada melakukan kejahatan dan mendorong jiwa kepada kebaikkan. Sifat malu dapat bertukar menjadi sifat yang tercela apabila meletakkan malu bukan pada tempatnya, seperti malu untuk melakukan kebaikan dan malu untuk melakukan amal ibadah. Antaranya, malu untuk bersembahyang tetapi tidak malu untuk meninggalkannya, malu untuk bersedekah, malu menutup aurat sebaliknya tidak malu mendedahkannya. Begitu juga, dalam suatu perkara yang tidak kita ketahui tetapi rela berterusan berada di dalam kejahilan. Sifat malu seumpama inilah yang di cela dan tidak di tuntut oleh syarak.

Oleh itu, tanamkanlah dalam hati sifat malu yang sebenar sebagaimana yang di tuntut dan di ajar al-Quran dan as-Sunnah.
Mungkin menaip lebih mudah daripada melaksanakan. Marilah bersama kita latih diri kita untuk menghiasi diri dengan sifat malu. Tapi jangan sampai malu untuk menegakkan kebenaran di depan mata!! Berpada-padalah dalam malumu….

cerita 9 tahun yang lalu..


tidak mudah menyusuri jalan kebenaran,.


Isnin, 24 April 2000

Asrama Puteri SMKA xxxx

“perhatian kepada semua warga aspuri, anda di kehendaki turun ke surau sekarang untuk menunaikan solat subuh secara berjemaah. di ulangi,. Perhatian kepada semua warga aspuri, anda di kehendaki turun ke surau sekarang untuk menunaikan solat subuh secara berjemaah”

“adoi, bising betulla budak skema ni. Org tau la nak p solat” aku bermonolog sendiri sambil menunggu turn menggunakan bilik air..

Sementara itu, len pula kejadiaannya di dorm Nafeesah.

Ketua Aspuri : Assalamualaikum,. Ada budak nama ros x kat dorm ni?

Warga Nafeesah : Ada, napa? Dia ke toilet rasanya.

Ketua Aspuri : Pesan kat dia, Ustazah Hamidah (ketua warden time tu) nak jumpa kat bilik dia. Ada hal penting kot.

Warga Nafeesah : ok. Jap g kitorg sampaikan. Syukran.

Ketua Aspuri : korg ni bila lagi nak kesurau? Jgn solat kat dorm da la ya.

Warga Nafeesah : baiklah kakak skema, kitorg ngah bersiap la ni.

Di Toilet

Kak ain : Ros, ustazah hamidah nak jumpa awak sekarang

Ros : Ala, ada apa kak??

Kak ain : Mana la akak tau, tp macam penting je. Subuh2 macam ni da panggil org. Awk ada fly ke?

Ros : Fly?? Ehh.. mana ada kak. Stakat lepak kat dorm time diorg p prep malam ada la. Tu pun minggu lepas. Minggu ni belum wat kes lagi kot..

Kak ain : Tu la, akak pun confius. Pegi je la jumpa dia. Banyak bunyi plak kamu ni.

Ros : yela2.. nak p la ni.

Di bilik ketua warden

Ros : Assalamualaikum ustazah

Ustzh : waalaikumsalam. Roslina ke ni? Tingkatan 1 Adnin?

Ros : ya ya.. saya la tu.. napa ustzh?

Ustazh : awk dapt panggilan kecemasan dari kampong. Abg awk kol saya tadi, dia minta kebenaran tok bawa awk balik umah. Dia da tunggu awk kat parking bawah. Pas solat nanti, awk p terus balik ya.

Ros : owh.. ok. Syukran ya ustazah..

Bila dengar cam tu, aku pun terus balik dorm kemas2 apa yg patut. Hati da berdebar-debar. Tapi still xder perasaan. Biasalah, mamai-mamai lagi. Namun, otak aku masih bole berfungsi dengan aktif. Sambil berkemas-kemas, sambil berfikir, apa hal la yang penting sangat tu. Mak? Emm, semalam macam da elok tapi … Tanpa tunggu kawan2, aku terus turun kat parking.

Di parking lot

Ros : Along, apa yang berlaku?? Mak sakit lagi ke? Kan semalam da baik sikit..

Along : Mak da tenat dik. Adik balik ya.

Ros : ???.

Dalam kete tu, Cuma ada aku, along dan adik ipar along. Along kata mak da tenat,tapi aku still x percaya sebab baru semalam aku balik umah melawat mak. Dia da sihat nampaknya. Sepanjang perjalanan tu, aku sentiasa berdoa moga2 Allah panjangkan usia mak. Sapaan along membuatkan aku terlepas dari hayalan yang panjang.

Along : Adik, kita singgah masjid dulu ya, nenek da sampai masjid dengan pak su.

Nenek?? Kenapa mesti nenek datang? Aku ber monolog sendiri. Masih tertanya-tanya. Adoi.. along ooo along,. Apa la yg berlaku sebenarnya ni???

Ros : Ye la long. Adik ikut je.

Sampai je kat masjid, semua org macam sibuk semacam je. Sampai x sedar ketibaan kami. Cuma nenek yang menyambut aku.

Nenek : Ros sihat?

Ros : Sihat nek. Ada apa nenek datang sini?

Nenek tak jawab pun soalan tu.. ak pun rilekz je la.. wat macam xder pape yg berlaku. Beberapa minit lepas tu,along ajak balik umah.

Sampai je kat umah, ramai betul saudara mara yang datang. Kereta sampai x cukup parking. Masuk2 umah, semua org nak peluk ak,. Siap menangis pulak tu. Makin la aku bingung. Apa la yang berlaku sebenarnya ni. Dalam pada masih tertanya-tanya tu, udin datang kat ak.

Udin : Ros, mak da tak ada.

Aku merenung udin yang sedang menahan sebak.. dengan langkah yang longlai dan masih lagi tidak mempercayai apa yang udin cakap td,aku melangkah ke ruang tamu. Ada sekujur tubuh berbaring tenang. Abah duduk sambil membaca yasin di sebelahnya.

Abah : Adik, bukala kain penutup tu, pandangla muka mak untuk kali terakhir,. Sedekahkan yasin untuk arwah ya.

Tadi along kata mak sakit tenat.. kenapa along tipu?? Mak ke tu? Hrp2 bukan mak.. Monologku dalam hati sambil tangan membuka kerudung yg menutupi muka. Ya Allah, mak… betul!! ni la mak aku, tapi kenapa mak diam je.. tenang je muka dia.. Mak bangun la mak.. Adik balik ni.. kenapa ramai sangat org kat umah kita?. Kenapa diorg nangis2 bila tengok adik?. Mak bangunla… aku mencium pipi mak yang kian sejuk.

Abah menarik ak sambil memberi senaskah yasin petanda suh aku baca. Aku pun baca dengan nada yg sangat2 rendah. Mak, sampai hati mak pegi dulu. Mak kata nak tengok adik berjaya, nak pakai jubah graduan adik macam yg mak pakai masa graduan kakak dulu..

Macam, baru semalam adik tunggu mak balik dari tanah suci,. Dan Macam baru je mak anta adik balik asrama. Adik ingat lagi pesanan mak,.

Adik, belajarlah sungguh2 sampai tahap yang adik nakkan. Mak akan sentiasa doakan kejayaan adik,. Mak teringin nak pakai jubah graduan adik satu hari nanti. Adik janji dengan mak ya, jadi anak yg baik, dengar kata abah, ikut nasihat akak dan abg.

Adik, jagalah abah baik2, jaga diri adik ya,. mak sayang adik….

Terasa hangat pelukan mak. Seperti tidak mahu dilepaskan. Gayanya macam tu la kali terakhir dia akn jumpa aku. Rupanya.,memg betul. Itulah pelukan terakhir mak dan semestinya pesanan terakhir dari dia.

Jauh ak mengelamun,sampai x sedar yasin yg di pegang jatuh ke lantai. Time tu, akak2 sibuk nak mandikan jenazah,. Aku pun xnak lepaskan peluang, ni la kali pertama dan terakhir ak mandikan mak, kafankan, dan hantar dia ke liang lahad. Aku menyaksikan sendiri bagaimana jenazah di masukkan dalam lubang yang sangat kecil. Ada rasa insaf dalam diri,, satu hari nanti aku akan berada dalam tu jugak. Satu hari nanti, pasti ak akan jumpa mak lagi..

Kini……

9 tahun sudah berlalu, namun, kenangan bersama mak masih segar di ingatan. Kasihnya tidak dapat di lupakan dan tiada pengganti. Mungkin ada, tp sangat2 tak sama.. kita akan terasa berhargai dan di hargai apabila kita kehilangannya. Ya.. itulah yang ana nak kongsikan dalam entry kali ni,.. sesape yg masih ada mak/ibu/mama/umi hargailah kehadirannya. Kasih sayangnya tiada pengganti,malah membawa kita hingga ke syurga.

Kehilangannya bagaikan kehilangan sebutir permata yang sangat bernilai. Siapa la kita untuk menolak takdir yang telah di tetapkan. Namun, Hikmah disebalik pemergiannya sangat cantik dan indah. Disana ana rasakan Allah telah sediakan satu nikmat yang lebih berharga untuk ana. Tiada yang sia-sia dalam ciptaanNya.

Firman Allah;

“Dia memberikan hikmah (kemampuan untuk memahami rahasia-rahasia syariat agama) kepada siapa yang Dia kehendaki. Barangsiapa di beri hikmah, sesungguhnya dia telah diberi kebaikan yang banyak. Dan tidak ada yang dapat mengambil pelajaran kecuali orang-orang yang mempunyai akal yang sihat.”

(al-Baqarah : 269)

Ana bersyukur dengan apa yang berlaku….

Monday, April 20, 2009

semua di jemput hadir!!!


KONVENSYEN BERAKHIRNYA AGENDA ZIONIS

SABTU 9 MEI 2009

kisah Isteri curang..

semoga kita mengambil iktibar...

"Akhirnya setelah dua tahun menghilang diri, Normah kembali ke rumahnya.Seperti dahulu, dia masih cantik bergaya. Lenggoknya masih gemalai, pinggang masih ramping, gincu masih merah dan mekap masih tebal. Jika berselisih, aroma pewanginya masih kuat menusuk hidung. Namun bezanya, Normah kelihatan tidak begitu ceria. Zahirnya dia begitu anggun tapi wajahnya terlukis warna yang muram dan lesu. Tutur katanya perlahan dan tidak bermaya seperti orang keresahan.

"Kenapa awak balik? Pergilah ikut jantan. Awak tak ada pun saya boleh jaga anak-anak kita ni!!" jerkah suaminya, Razali sebaik melihat Normah pulang dengan menjinjing sebuah beg besar. Normah tidak menjawab kerana dia tahu, itu memang salahnya. Dia cuma berdiri di pintu dan menundukkan muka. Razali sebaliknya terus membelasah isterinya itu dengan kata-kata keras. Sudah lama geram itu menggelodak di hati, lalu inilah masa untuk melepaskannya.

Normah masih terpaku di muka pintu. Dikesat air mata yang bergenang. Tiada sepatah perkataan pun di balasnya kata-kata Razali itu kerana hajatnya pulang bukanlah untuk bertengkar. Hasratnya Cuma satu, untuk pulang kepangkuan suami dan anak-anak.
Jika diikutkan hati memang hendak dihalaunya Normah, tapi disebabkan anak-anak, Razali menahan juga kemarahannya. Dibiarkan Normah masuk ke rumah yang telah lebih dua tahun ditinggalkannya itu. Bagi Razali, kepulangan Normah tidak membawa apa-apa erti lagi dalam hidupnya. Malah ia cuma memulakan semula kekalutan yang sudah dirungkaikannya, mengeruhkan hidup yang mula jernih dan memarakkan semula api yang telah dipadamkan.

Dua tahun dahulu, Normah meninggalkan Razali dan dua anaknya, Iffa, 5, dan Aina, 2.Yang ditinggalkan hanyalah sekeping nota menyatakan yang dia ingin hidup bersama kekasihnya.


" Saya rasa kita dah tak ada persefahaman lagi. Saya mahu hidup bahagia dengannya"

demikian antara lain nota yang ditinggalkannya untuk Razali. Kesalnya dia dengan tindakan Normah tidak terkata. Razali akui sejak akhir-akhir ini Normah sudah berubah. Kalau dulu layanannya begitu baik, sekarang mula ding
in. Pantang silap sedikit, mulalah naik angin. Kata-katanya pula, selalu saja diiringi sindiran. Sudahlah begitu, sering pula Normah meminta barang-barang mewah di luar kemampuan Razali. Itulah yang menghairankan Razali.

Lama-kelamaan, Razali terhidu pula berita Normah menjalin hubungan sulit dengan lelaki berada. Dia ada bertanya tentang hal itu, namun Normah lantas menafikannya. Walaupun Razali menekannya dengan cerita dan bukti-bukti, tapi Normah tetap tidak menidakkannya. Malah dituduh pula suaminya cemburu buta. Nah, sekarang terbukti sudah kebimbangannya itu. Tapi apa yang boleh dilakukan, nasi sudah menjadi bubur.

Sejak Normah meninggalkannya, hidup Razali tidak terurus. Terpaksalah dia membesarkan anaknya itu sendirian. Dialah ibu dialah bapa. Dengan gajinya sebagai penyelia kilang yang tidak seberapa dan menyewa pula di sebuah rumah di pinggir Kuala Lumpur , tentulah sukar untuk dia menguruskan hidup.
Kalau kanak-kanak lain selalu bertukar pakaian, anak-anaknya dengan baju dua tiga pasang itulah. Makan yang mewah jauh sekali, kecuali apabila dia mendapat gaji.

Rutin hidupnya, awal pagi menghantar anak-anaknya ke rumah ibunya dan malam menjemput mereka pulang. Dialah yang memasak dan mengemas rumah. Kadangkala adik perempuannya turut membantu menguruskan keluarganya.
Memang hidupnya sukar, tapi Razali belum tergerak untuk berkahwin lagi. Baginya, biar susah macam mana pun, semua halangan itu akan dirempuhinya. Tambahan pula Normah masih tidak diceraikan. Razali juga mahu membuktikan kepada Normah bahawa tanpa wanita itu, dia boleh menguruskan keluarga. Dan juga, kalau kemewahan yang menyebabkan Normah meninggalkannya, Razali ingin buktikan bahawa tanpa wang yang banyak sekalipun dia boleh hidup bahagia.

Ternyata tanpa Normah, Razali mampu membesarkan anak-anaknya seperti ibu bapa lain. Iffa dan Aina juga kian lama kian melupakan ibu mereka. Malah melihat gambar pun mereka benci. Bukan Razali yang menghasut tapi kerana Normah sendiri yang bengis terhadap anak-anak. Kerana itulah, kepulangan Normah membangkitkan semula kemarahan Razali. Tambahan pula Razali mendapati ada sesuatu yang tidak kena dengan perut Normah. Ia membuncit seperti sedang hamil. Bagaimanapun dia tidak mahu bertanya kepada wanita itu.

"Tempat awk di sana !" kata Razali menunjukkan Normah ke arah sebuah bilik kecil. Di dalamnya ada sebuah tilam bujang yang kusam. Bertompok sana, bertompok sini. "Nak alas, cari sendiri," kata Razali, lalu menyindir "itupun kalau awak ingat kat mana nak cari...." Normah ditinggalkan sendirian.

Malam itu, Normah tidur seorang diri dalam bili
k sempit dan penuh barang-barang. Sementara Razali tidur bersama dua anaknya di bilik lain. Bila anak-anaknya pulang, Normah cuba membelai mereka tapi Iffa dan Aina segera menjauhkan diri. Dipujuk dengan bermacam-macam cara pun tidak berkesan. Terpaksalah Normah membawa diri ke dalam bilik dan menangis teresak-esak.

Begitulah keadaan mereka setiap hari. Normah menjadi orang asing di dalam rumahnya sendiri sementara Razali meneruskan hidup seperti biasa. Mereka tidur berasingan dan setiap pagi, anak-anak dihantar ke rumah ibunya tidak jauh dari situ. Ternyata telahan Razali tepat. Dari sehari ke sehari dilihatnya perut Normah semakin membusung. Lain macam bulatnya. Setelah didesak dan dijerkah berkali-kali, Normah terpaksa mengaku dirinya berbadan dua.

"Aku dah agak. Patutlah awak balik...nak suruh aku jadi bapak pada budak tu, kan ? Nak jadikan aku pak sanggup?" Razali melepaskan paku buah keras.

"Bukan macam tu bang, saya..." tapi belum pun sempat Normah menghabiskan cakap, Razali memintas

" Saya apa?! Saya tak buat benda tak senonoh tu?


Budak tu anak aku? Tolong sikit....bila masa aku sentuh badan kamu tu? Hah?"

Bagi menutup malu, Normah memakan ma
kanan yang tajam, pedas dan berasid untuk menggugurkan kandungannya, tetapi gagal. Perutnya terus-menerus membesar. Gagal cara itu, dia pergi ke klinik swasta pula. Bagaimanapun doctor tidak mengizinkan kerana risikonya terlalu tinggi. Kata doktor,kandungannya sudah besar dan jika digugurkan, ia boleh mengundang maut. Semakin hari jiwa Normah semakin tertekan. Perut kian memboyot sedangkan anak dan suami pula tidak menghiraukan kehadirannya. Dia menjadi melukut di tepi gantang dalam rumah sendiri. Suami menjauhkan diri bila hendak mengadu dan anak pula tidak menganggapnya ibu untuk mereka bermanja. Tidak ada jalan lain, Normah meminta Razali menghantarkan dia ke rumah ibunya. Tentu saja Razali tidak membangkang. Memang itu yang dia mahukan. Namun sambutan ibu bapanya juga mengecewakan.

"Dua tahun kamu tinggalkan suami dan anak, tiba-tiba baru dua bulan balik perut kamu dah besar macam ni. Huh...memang patut pun Razali buat macam ni. Kamu derhaka pada dia!" kata bapa Normah, Haji Shafie bila mendapati anaknya itu hamil. Dari sehari ke sehari tekanan perasaannya tambah menebal. Ia kian merundung bila tumbuh pula cacar di badannya. Dari kecil ia membesar, dan dari sebiji-sebiji ia merata memenuhi badan. Di dalam cacar itu, menguning nanah busuk dan jelik baunya. Pada waktu yang sama, Normah mengidap darah tinggi pula. Tekanan perasaan yang melampau itu menyebabkan Normah dibawa oleh ibu bapanya berjumpa dengan pakar jiwa. Bermacam-macam ubat dan rawatan diberikan tapi ternyata begitu sukar untuk dia dipulihkan.

Disebabkan badannya terlalu lemah, doktor mencadangkan supaya Normah bersalin melalui cara pembedahan apabila usia kandungannya mencecah tujuh bulan lebih sedikit.
Pada waktu yang ditetapkan, Normah dimasukkan ke wad. Seminggu sebelum dibedah, dia mula meracau-racau dan meraung. Bermacam-macam dijeritkannya tanpa hujung pangkal.. Dimaki hamunnya emak dan ayah serta jururawat yang datang. Kemudian Normah menangis pula hendak balik dan melihat anak-anak. Dalam keadaan yang kritikal itulah ayahnya, Pak Cik Shafie menelefon saya dan menceritakan keadaan anaknya itu secara ringkas. " Pak cik tak mahu nak salahkan sesiapa. Dua-dua ada buat silap. Tapi sekarang ni pak cik minta ustaz usahakanlah ubat anak pak cik tu," katanya.

Daripada suaranya itu saya tahu dia sedang menahan sebak.
"Saya di Sarawak sekarang ni pak cik. Dua hari lagi saya balik. Tapi buat sementara ni, usahakan baca Yasin dulu. Bila saya balik nanti, saya terus ke sana ," jawab saya. Sekembalinya ke Semenanjung saya terus menziarahi Normah. Keadaannya sama seperti yang diceritakan oleh bapanya. Mengerang kesakitan, meracau, meronta-ronta, dan bercakap tidak keruan. Keadannya ketika itu memang menyedihkan kerana dalam keadaan perut memboyot dia meraung seperti hilang akal. Namun timbul pertanyaan di fikiran saya selepas dibacakan Yasin, keadaan Normah bertambah buruk. Keadaanya ibarat mencurah minyak ke api, makin disiram makin besar maraknya. Ibu bapa dan adik beradik Normah menangis milihat keadaan dirinya. "Pak cik mana suami dengan anak-anaknya? " saya bertanya bila melihat suami dan anak-anak Normah tidak menziarahinya. " Itulah yang saya nak cakap pada ustaz. Saya dah pujuk, rayu dia datanglah tengok anak saya ni. Kata saya, walau besar mana pun dosa anak saya, kalau dia menderhaka sekalipun, tapi dalam keadaan macam ni bukankah elok kalau dia di ampunkan? Tapi dia tak mau. Jengah pun tidak," kata Haji Shafie kesal. "Dia marah lagi agaknya," saya menyambung. "Saya tau... kalau jadi pada kita pun kita marah. Saya bukanlah nak salahkan dia, tapi yang sudak tu sudahlah. Anak saya pun bersalah, saya mengaku," tambah Haji Shafie. "Kalau macam tu," tambah saya," bawa saya jumpa menantu pak cik tu. Insya-Allah kita sama-sama pujuk dia." Seperti yang dipersetujui, beberapa hari kemudian saya dibawa oleh Haji Shafie berjumpa dengan menantunya itu.

"Yang sudah tu sudahlah Zali, ampunkanlah dia. Normah tengah tenat tu," Haji Shafie merayu.

" Dua tahun dia tinggalkan kami anak beranak. Balik-balik, mengandung.. .suami mana yang tak marah, ayah ?. Mana saya nak letak muka saya ni ? Dayus, pucuk layu, tak ada punai, tak tau jaga bini, macam-macam lagi orang hina saya...' tambah Razali melepaskan segala yang terbuku di hati. Bermacam-macam lagi di rungutkan hingga tidak sanggup kami mendengarnya.
" Ayah faham perasaan kau. Ayah tau Normah yang salah, derhaka pada kau , tapi dia tengah tenat sekarang ni," Haji Shafie merayu lagi , Razali tidak menjawab sepatah pun Nafasnya saja yang turun naik manakala muka merah padam menahan marah. Bila keberangan nya semakin reda saya menasihatkan Razali supaya melupakan perkara yang telah berlalu itu. "Mengampunkan orang lain lebih baik daripada membalas dendam . Isteri awak menderita sekarang ini pun sebab dia sudah sedar dengan kesalahan dia, jadi eloklah awak maafkan," kata saya. Lalu saya ..hadis dan firman Allah berkaitan ...Ternyata Razali sudah berpatah arang berkerat rotan .

" Saya tak akan jenguk dan saya tak akan ampunkan dia. Isteri durhaka ! " katanya.
Sampailah hari Normah di bedah , Razali langsung tidak menjengukkan mukanya. Iffa dan Aina juga di larang daripada menjengah ibu mereka. Bagaimanapun , di sebabkan keadaan Normah yang tenat, makan minum tidak menentu , bayi yang di lahirkannya meninggal dunia beberapa hari kemudian. Normah pula sejak sedar daripada pembedahan semakin teruk jadinya. Setiap hari, terutamanya tengah malam dan senja dia akan meracau. Yang mengaibkan , racauannya kini mendedahkan segala pelakuan jelik yang di lakukannya selama meninggalkan Razali dan anak-anak. Antaranya, Normah menceritakan yang dia telah mengikut lelaki hingga ke Siam dan kemudian hidup seperti suami isteri. Selepas berpisah dengan lelaki itu, dia bersekedudukan pula dengan lelaki lain. Tidak kurang dengan tiga lelaki telah dia berzina.

"Abang..ampunkanlah saya. Saya derhaka, saya jahat, saya malukan abang...maafkanlah saya..."dia terus menangis dan meratap. Setiap hari bermacam-macam rahsia di dedahkannya; tentang tempat-tempat maksiat yang pernah dia pergi bersama teman lelaki, kawan-kawan lain yang sama saja perangai dengannya juga kekecewaannya bila dipermainkan lelaki-lelaki terbabit. "Abang, Iffa, Aina...marilah tengok emak . Emak tak jahat lagi,. Emak nak jadi baik. Emak nak jadi lawa, pandai, suka masak, kita pergi sungai..." ratapnya lagi bercampur dengan kata-kata yang melalut.

Tidak dapat hendak di gambarkan bagaimana malunya Haji Shafie dan isterinya setiap kali Normah menelanjangkan keburukannya sendiri. B
erbagai-bagai cara mereka lakukan supaya Normah berhenti meracau seperti menutup mulut, memujuknya diam dan kadangkala turut sama bercakap supaya orang-orang di sekeliling tidak mendengar, tetapi usaha itu tidak berhasil. Setelah hampir sebulan Normah mendedahkan kecurangannya, keadaan wanita itu bertambah parah. Tekanan darahnya menurun dan kerap tidak sedarkan diri. Badannya yang kurus makin melidi kerana Normah tidak mahu menjamah makanan. Yang di lakukan sepanjang hari hanyalah menangis dan meminta ampun kepada Razali. Setelah itu dia kembali terkulai tidak sedarkan diri. Haji Shafie sekali lagi menemui saya. "Ustaz pujuklah menantu saya tu. Mintalah dia datang jenguk Normah dan ampunkan lah kesalahan dia. Memang anak saya bersalah , tapi dalam keadaan sekarang, Cuma keampunan suami saja yang boleh selamatkan dia," kata haji Shafie. Isterinya sejak tadi saya tengok tiada berhenti-henti mengesat air mata . " Kalau begitu, mari kita pergi jumpa Razali," kata saya. Puas kami memujuknya . Alhamdulillah, setelah berbagai-bagai alasan di beri, akhirnya Razali bersetuju. Bagaimanapun saya lihat dia seperti terpaksa saja. Langkahnya berat dan nampak kurang ikhlas.

" Sudahlah Zali, lupakan yang lepas-lepas. Buangkan dendam, gantikan dengan kemaafan. Insya-Allah, semua pihak akan dapat keberkatanNya, " kata saya semasa Razali hendak memasuki kereta. Dia cuma tersenyum tawar. Demi terpandang saja Razali datang menjenguk, Normah dengan suara yang amat lemah memohon maaf kepada suaminya itu. "Sa..sa..ya der...haa..ka pada abaaaang.." katanya antara dengar dengan tidak. Sambil air mata jatuh berlinangan , dia mengangkat tangannya untuk meminta maaf, tapi terlalu sukar. Ibunya cepat-cepat membantu. "Yalah..."jawab Razali perlahan lantas menyambut tangan Normah. Reaksinya masih tawar. Dia belum benar-benar ikhlas. Petang itu kami bersama-sama membacakan surah Yasin dan ayat-ayat suci al-Quran untuk Normah yang kelihatan semakin teruk. Bagaimana pun bila Normah meminta ampun sekali lagi, saya lihat Razali semakin ikhlas menyambutnya. Saya tersenyum. Mungkin hatinya sudah sejuk melihat penderitaan Normah. Lebih kurang pukul 5.00 petang saya meminta diri kerana ada urusan penting. Sebelum pulang saya berpesan; " Zali, sekarang ni awak saja yang boleh selamatkan Normah. Dia harapkan sangat keampunan daripada awak. Selepas itu, serahkan kepada Allah. Kalau sembuh, alhamdulillah, kalau tidak biarlah dia pergi dengan aman ". " Terima kasih ustaz," balas Razali.

Seminggu kemudian Razali datang ke rumah saya dan memaklumkan bahawa Normah telah meninggal dunia. Bagaimanapun, dia membawa juga kisah yang menginsafkan mengenai pemergian Normah.
"Ustaz," Razali memulakan ceritanya, "Malam tu Cuma tinggal saya dan anak-anak saja duduk di tepi Normah. Ibu dan bapa dia ke kantin untuk makan. Bila saya bacakan Yasin , saya tengok air mata arwah mengalir setitik demi setitik. Saya tau dia benar-benar insaf dengan kesalahannya dulu, curang pada saya, derhaka pada suami, tinggalkan anak-anak." "Sampai di ayat salamun qaulam mirrabir rahim, saya ulang tiga kali. Setelah habis, saya usap dahi arwah. Saya lakukannya dengan ikhlas sebab tidak sampai hati tengok hati dia menderita." " Setelah menciumnya tiga kali tiba-tiba dia nazak. Nafasnya di tarik dalam-dalam tapi nampak susah sangat. Sekejap kemudian nafasnya laju, tapi lepas itu lambat betul. Saya cemas. Dah dekat ke?"

"Tiba-tiba Aina menangis Entah apa yang di gaduhkan dengan kakaknya saya pun tak tau . Kuat betul dia menangis sampai saya tak sanggup nak dengar. Berbelah bagi juga sama ada antara anak dan isteri yang tengah sakit, tapi bila fikirkan tangisan budak itu mengganggu pesakit lain, saya terus ambil Aina dan pujuk dia. Susah pula nak pujuk dia hari tu sampai terpaksa dukung dan bawa ke luar wad." "Namun bila kembali ke wad, saya dapati Normah dah tidak bernafas lagi."

"Luka memang berdarah lagi, ustaz, tapi bila dia meninggal tanpa ada sesiapapun di sebelahnya, menitis juga air mata saya. Yalah, kalau orang lain pergi dengan baik, ada orang tolong bisikan syahadah, bacakan Yasin, dia pula pergi macam tu. Agaknya itulah balasan untuk isteri yang derhaka'."

olyn : macamana?? untuk pertama kali ana baca,.. sungguh menginsafkan dan terdetik nak share dengan sahabat2 semua.. tidak mudah untuk menjadi isteri solehah namun tidak mustahil untuk mencapainya.. harap2 kita sama2 dapat meluruskan niat sebelum, semasa dan selepas walimah nanti.. mudah2an rahmat Allah mengatasi segalanya.. kita tidak akan boleh memuaskan nafsu kerana sifat nafsu memang tidak pernah puas.. fikir-fikrkan lah.. untuk renungan kita bersama..

Dipetik dari: http://shuhmy.multiply.com

Wednesday, April 15, 2009

....


tarbiyah Allah tersangat hebat..
membuatkan kita terduduk dan menangis dan berfikir
siapalah kita tanpaNYA disisi....

Sunday, April 12, 2009

>>sabarla duhai hati..

awk sudi jadi isteri kedua saya??



"Awak sudi jadi isteri kedua saya?" tanya Syazni tegas dan yakin.

Tiba-tiba mata Fulanah merah, air mata mula bergelinang di kelopak bawah.

"Tak sangka awak sudah beristeri! Awak jahat! Sanggup mempermainkan hati saya. Awak ingat saya tiada maruah? Hah!" pekik Fulanah dengan suara tersekat-sekat.

Mata Syazni liar melihat kiri kanan, mungkin ada sesiapa yang memandang perlakuan dia dan Fulanah. Bukan takutkan pandangan manusia, tetapi lagak Fulanah langsung tidak selari dengan penampilannya.

"Saya ingat kita lama berkawan, awak masih bujang. Tapi rupa-rupanya… " Fulanah mula sebak.

"Tak. Maksud saya…"

"Sudah! Jangan bermulut manis lagi. Cukup!" potong Fulanah dengan kasar.

"Awak nampak macam alim, tapi sanggup menipu saya. Dan awak sanggup melamar saya menjadi isteri kedua awak. Awak ingat saya ni siapa?" suara Fulanah semakin tinggi, setinggi egonya.

Syazni diam seribu bahasa. Dia sudah tahu `Fulanah' di sebalik Fulanah yang dia kenal selama ini. Fulanah bergegas dari situ sambil mengelap air mata dengan tudung labuhnya berwarna kuning. Dalam hatinya, Syazni seolah-olah menghinanya apabila memujuknya untuk bermadu. Syazni muram. Namun masih terselit kekecewaan di sudut hatinya. Kekasih hatinya belum bersedia rupa-rupanya.

"Ada hikmah," bisik hati kecil Syazni, sekecil pandangannya terhadap Fulanah.

Hujung minggu berjalan seperti biasa. Program-program dakwah menyibukkan jadual Syazni sebagai seorang muslim yang beramal dengan apa yang diyakininya. Duitnya banyak dihabiskan untuk memenuhi tuntutan dakwah yang seringkali memerlukan pengorbanan yang tidak berbelah bahagi. Namun, hatinya tegas dan yakin bahawa inilah jalannya. Jalan yang membawa dia menemui Tuhannya dengan hati yang tenang serta bahagia di hari kelak. Keyakinan serta keaktifan Syazni berdakwah sedikit sebanyak memenangi hati gadis-gadis dalam persatuannya.

Malah, Syazni dilihat sebagai calon suami yang bakal memandu keluarganya nanti ke arah memperjuangkan agama yang dianutinya sejak sekian lama.
Sudah terlalu ramai muslimah yang menaruh hati padanya, namun, Fulanah terlebih dahulu rapat dan memenangi hati Syazni. Bagi Fulanah, Syazni seperti pelengkap kepada dirinya. Namun, hanya sehingga saat Syazni melamarnya menjadi isteri kedua. Syazni masih lagi aktif dalam dakwah meskipun hubungannya dengan Fulanah nampak seperti tiada jalan penyelesaian. Dia mahu berbaik dengan Fulanah, namun sikap Fulanah yang keras dan kurang memahami erti dakwah membantutkan usaha Syazni tersebut.

Bagi Fulanah, Syazni tak ubah seperti lelaki lain. Gerak kerja dakwah Syazni berjalan seperti biasa. Siangnya ke hulu kehilir memenuhi program serta amal jariah kepada masyarakat. Malamnya sibuk dengan mesyuarat dengan sahabat-sahabat seangkatannya. Syazni semakin percaya jalan dakwahnya, sama sekali dia tidak akan berganjak dari jalan ini hatta datang ancaman sebesar gunung sekalipun. Dia terlalu matang, jauh sekali daripada pemikiran pendakwah lain yang semudanya. Namun, Allah s.w.t. Maha Mengetahui lagi Maha Pemurah. Sekali lagi Dia menghantar seorang perempuan bagi menguji Syazni – sama ada dia menjadi pemangkin atau perencat bagi dakwah Syazni.

Suatu petang dalam suatu program dakwah di sebuah madrasah, Syazni dikejutkan dengan luahan ikhlas dari sahabat lamanya, Nusaibah. Syazni sekali lagi gusar takut-takut Nusaibah tidak dapat menjadi sayap kiri perjuangannya selepas berumahtangga nanti. Isteri pertamanya sudah pasti membawa Syazni menemui Tuhannya, namun, Nusaibah yang kurang dikenalinya adakah sama seperti Fulanah atau tidak? Syazni bercelaru, tetapi tidak bermakna lamaran Nusaibah ditolak. Dia meminta sedikit masa untuk memikirkan keputusan tersebut. Setelah merisik pemikiran Nusaibah daripada beberapa sahabat terdekatnya, Syazni berjumpa dengan Nusaibah bertemankan sahabat baiknya.

Dengan tegas dan yakin, sekali lagi Syazni mengulangi soalan yang pernah ditanya kepada Fulanah.

"Awak sudi jadi isteri kedua saya?" tanya Syazni tanpa segan silu.

"Sudi," jawab Nusaibah ringkas.

"Er, betul ke ni?" tergagap Syazni menerima jawapan Nusaibah yang tenang dan yakin.

Nusaibah mengangguk kepalanya sedikit. Langsung tiada rasa takut mahupun kecewa apabila lamaran sebagai isteri kedua yang dilafazkan oleh Syazni.

"Kenapa saya?" tanya Syazni ingin tahu.

"Saya ingin membantu gerak kerja dakwah awak," jawab Nusaibah yakin tetapi sedikit malu.
"Baiklah," jawab Syazni tersenyum.

Akhirnya, Syazni dikurniakan sayap kiri yang sangat membantu dalam gerak kerja dakwahnya selama ini. Setelah seminggu mendirikan rumahtangga bersama Nusaibah, Syazni terasa dakwahnya semakin laju. Jadualnya senang, pakaiannya dijaga, makannya disedia. Malah, Nusaibah sangat membantu gerak kerja Syazni semampu mungkin. Setiap kali turun ke lapangan untuk berdakwah, Syazni membawa Nusaibah untuk membantu kerja dakwah seadanya. Kadang-kala letih menyinggah Nusaibah. Suaminya terlalu kerap keluar berdakwah, seperti mesin yang tiada hayat. Namun, inilah yang dia yakini sebelum berkahwin dengan Syazni. Membantu suami melancarkan gerak kerja dakwah. Nusaibah juga berjaga-jaga takut dirinya pula yang menjadi pembantut atau penghalang dakwah suaminya.

"Abang, saya nak tanya boleh?" sapa Nusaibah dalam kereta sewaktu dalam perjalanan ke sebuah program dakwah.

"Ye sayang?" jawab Syazni sambil memandu.

"Abang tak pernah pun bawa saya jumpa isteri pertama abang," luah Nusaibah yang sangat teringin berjumpa dengan madunya.

"Dah sampai sana nanti, kita akan jumpa," Syazni menoleh sedikit ke arah Nusaibah, sambil tersenyum.

"Yeke? Dia datang program tu rupanya," jawab Nusaibah riang.
Hatinya berdebar ingin berjumpa madunya yang banyak membantu Syazni dalam gerak kerja dakwah. Di sudut kecil Nusaibah, dia merendah diri kerana usahanya membantu dakwah suaminya hanya sedikit berbanding dengan isteri pertama Syazni yang banyak membantu selama ini. Tidak hairanlah Syazni aktif dalam dakwah sebelum ini.

"Kita dah sampai," Syazni membuka pintu keretanya sambil memegang beg berisi fail di tangannya.

Syazni berdiri, mengadap ke arah sebuah khemah di hadapan masjid, lalu menoleh ke arah Nusaibah yang berdiri di sebelah kiri kereta.

"Itu isteri pertama abang," Syazni menuding jari ke arah khemah tersebut

"Mana bang?" Nusaibah mengecilkan matanya, fokusnya mencari arah jari Syazni.

"Tak nampak pun," Nusaibah meninggikan sedikit hadapan kakinya.

"Siapa nama isteri pertama abang?" Nusaibah sangat berdebar.
Syazni tersenyum lebar, memandang Nusaibah penuh tenang.

"PERJUANGAN, " jawab Syazni.
***************
Sedarlah semua wahai muslimah serikandi dan perwira Islam ... kalian akan dimadukan!
Jika dirimu bakal seorang isteri…
Terimalah kenyataan bahawa anda akan dimadukan, bahkan anda bukan isteri pertama yang bakal dikahwini tetapi anda adalah bakal isteri kedua kerana isteri pertama bagi suamimu ialah perjuangan Islam!
Perkahwinan ini telah lama dilangsungkan…
Kehadiran dirimu adalah untuk bersama berganding bahu memperjuangkan islam bukan menjadi batu penghalang perjuangan suamimu. Janganlah jadikan dirimu sebagai punca serta merendahkan harga diri mu dengan terjadinya perceraian suamimu dengan isterinya yang pertama iaitu perjuangan islam!

Jika dirimu bakal seorang suami…
Terimalah bahawa anda bukanlah suami yang pertama yang bakal dinikahinya atau insan yang pertama yang dicintai dan disayangi oleh bakal isterimu! Bahkan dirimu adalah insan yang kedua yang dicintainya, kerana suami yang pertama baginya ialah perjuangan islam dan memartabatkannya.
Dia mencintaimu kerana dirimu mencintai islam dan memperjuangkan islam. Jika dirimu tidak sedemikian, sekelumit cinta pun tidak akan lahir dalam sanubari isterimu…
Bantulah isterimu atau suamimu dan kuatkanlah dia untuk meneruskan perjuangan islam ke serata dunia!!Takbir ! Allahuakbar!

dipetik dari: buletin board fs

"ke mana 'dikau' pergi???"

Mana ‘ko’ pergi ni?? Puas ak cari,. Dari pagi lagi ‘ko’ da tinggalkan ak sendiri.. mujurlah qaswa’ temankan aku pergi keje. Xla rasa sunyi sangat. Ak rasa ‘ko’ mesti tetinggal kat umah,tp bila sampai umah, xda pulak.. semua tempat ak cari,bawah katil, bawah bantal, tepi laci, tepi cermin, dalam beg, dalam laptop tapi masih xjumpa.. mana ‘ko’ pergi ni.. tanpa ‘ko’ semua keje x siap.. kalu siap pun, tak sempurna.. adoi.. letih la macam ni.. banyak da keje bertangguh.. cepat la datang.. aku tunggu ‘ko’ tau..

Sambil baring-baring memikirkan ‘dia’ yg hilang..

Aku mesti cari ‘dia’. ‘dia’ xakan datang dengan rela.. mesti kena paksa., mulanya,aku selak syarah hadis 40 imam nawawi.. dan aku temui

“….tidaklah satu kaum berkumpul untuk membaca kitab Allah dan mempelajarinya bersama-sama, melainkan akan turun kepada mereka ketenteraman, rahmat Allah akan menyeliputi mereka, dan Allah akan memuji mereka di hadapan para malaikat yang berada di sisiNya…” Hadith 36

Alhamdulillah.. ‘dia’ mulai datang,aku dapat rasakan kehadirannya dalam diriku., lalu aku keluar bilik dan menonton Tv,. Terdapat terlalu banyak rancangan yg melekakan hati,pilih punya pilih, aku decide nak tengok cerita yg di siarkan melalui astro ria. Tamat cerita aku cari ‘dia’ lagi.. kali ni aku buka lembaran AQ dan aku temui…

1. Hai manusia, bertakwalah kepada Tuhanmu; Sesungguhnya kegoncangan hari kiamat itu adalah suatu kejadian yang sangat besar (dahsyat).

2. (Ingatlah) pada hari (ketika) kamu melihat kegoncangan itu, lalailah semua wanita yang menyusui anaknya dari anak yang disusuinya dan gugurlah kandungan segala wanita yang hamil, dan kamu lihat manusia dalam keadaan mabuk, padahal Sebenarnya mereka tidak mabuk, akan tetapi azab Allah itu sangat kerasnya.

3. Di antara manusia ada orang yang membantah tentang Allah[976] tanpa ilmu pengetahuan dan mengikuti setiap syaitan yang jahat,

4. Yang Telah ditetapkan terhadap syaitan itu, bahwa barangsiapa yang berkawan dengan Dia, tentu dia akan menyesatkannya, dan membawanya ke azab neraka.

5. Hai manusia, jika kamu dalam keraguan tentang kebangkitan (dari kubur), Maka (ketahuilah) Sesungguhnya kami Telah menjadikan kamu dari tanah, Kemudian dari setetes mani, Kemudian dari segumpal darah, Kemudian dari segumpal daging yang Sempurna kejadiannya dan yang tidak sempurna, agar kami jelaskan kepada kamu dan kami tetapkan dalam rahim, apa yang kami kehendaki sampai waktu yang sudah ditentukan, Kemudian kami keluarkan kamu sebagai bayi, Kemudian (dengan berangsur- angsur) kamu sampailah kepada kedewasaan, dan di antara kamu ada yang diwafatkan dan (adapula) di antara kamu yang dipanjangkan umurnya sampai pikun, supaya dia tidak mengetahui lagi sesuatupun yang dahulunya Telah diketahuinya. dan kamu lihat bumi Ini kering, Kemudian apabila Telah kami turunkan air di atasnya, hiduplah bumi itu dan suburlah dan menumbuhkan berbagai macam tumbuh-tumbuhan yang indah.

[976] Maksud membantah tentang Allah ialah membantah sifat-sifat dan kekuasaan Allah, misalnya dengan mengatakan bahwa malaikat-malaikat itu adalah puteri- puteri Allah dan Al Quran itu adalah dongengan orang- orang dahulu dan bahwa Allah tidak Kuasa menghidupkan orang-orang yang sudah mati dan Telah menjadi tanah.
masyaAllah..Allah ingatkan aku betapa dasyatnya kiamat dan mengingatkan aku siapa aku yg sebenar,asal usul aku dan asal kejadian aku. Membuat aku berfikir betapa kerdilnya diri ini di hadapan Nya..

Akhirnya… ku temui ‘dia’ dalam lembaran yg suci ini.. Alhamdulillah.. ku akui kini, ‘semangat’ yang hilang hanya akan dapat melalui AQ dan hadith rasulullah. Bukan dari teman rapat, bukan dari sahabat, bukan dari menonton Tv atau tido atau makan coklat banyak2..tetapi ianya akan hadir apabila hati sentiasa mengingati Allah. dengan mengingati Allah sahajalah hati akan menjadi tenang.. ak percaya He NEVER let me be alone!!

Ampuni dosaku wahai Tuhanku..

Thursday, April 9, 2009

Cinta, Air Tangan dan Kualiti

Jika ditanya pada kita, apakah makanan yang paling enak di dunia ini? Pasti akan dijawab dengan pelbagai jawapan, tetapi jika ditanya pula, apakah masakan itu dapat menandingi masakan ibu masing-masing, maka pastilah jawapannya masakan ibu tiada tandingannya di dunia ini. Benar, bagi setiap individu yang diberi anugerah mempunyai ibu, tidak akan ada masakan yang akan dapat menandingi kualiti masakan ibunya.

Apa rahsianya? Jika orang tua-tua sering mereka mengaitkannya dengan keberkatan air tangan ibu atau isteri. Apakah air tangan itu seorang ibu itu mempunyai enzim khas yang dapat menambah kelazatan makanan? Atau ada tindakbalas kimia terhadap makanan pada air tangan seorang ibu, yang menyebabkan daging menjadi empuk, kuah kari dan sup ayam yang tiada bandingannya, hatta ayam goreng biasa boleh menjadi lebih sedap dari ayam goreng KFC? Wallahua’lam, mungkin kajian sains boleh dilakukan untuk membuktikan perkara tersebut.

Apa yang pasti, setiap kali ibu memasak, masakan itu diulami dengan kasih sayang, ketika si ibu memotong daging, menyiang ikan, menumis bawang, mengalir air kasih sayang seorang ibu terhadap setiap makanan yang dimasaknya, setiap masakan yang dimasak akan dipastikan bersih, secukup rasa dan akan dilakukan dengan bersungguh-sungguh dan penuh rasa cinta demi untuk memberi ahli keluarganya makan. Itulah rahsia keenakan masakan seorang ibu, cinta dan keinginan untuk berbakti, tiada ramuan rahsia, hanya sekeping hati yang penuh rasa cinta dan kasih sayang.

Cinta menerbitkan perasaan ghairah, dan perasaan ghairah akan menjelmakan kesungguhan dalam setiap amal perbuatan. Oleh kerana itulah, kecintaan kepada sesuatu tugasan adalah menjadi kunci kepada betapa berkualitinya hasil sesuatu tugasan itu.

Seorang pemain bolasepak yang cintakan bolasepak akan mengerahkan seluruh kemampuannya untuk menjadi pemain yang hebat, demi kecintaannya kepada sukan itu, pemain bolasepak yang bermain hanya kerana ganjaran wang, biasanya tidak akan bertahan lama dan akan mudah kehilangan motivasi. Seorang guru atau pensyarah, kecintaannya kepada dunia pendidikan akan menerbitkan keghairahan yang akan dapat dirasai oleh pelajar-pelajarnya. Begitu juga seorang penyelidik, jika penyelidikan itu dilakukan dengan penuh keghairahan, hasilnya pasti akan menakjubkan dan sudah pasti akan berbeza dengan penyelidik yang motivasinya hanya untuk kenaikan pangkat atau pengesahan jawatan sahaja. Begitulah hakikat cinta dan kualiti, Walau apa jua bidang yang diceburi dan tugasan yang dilakukan, jika tanpa rasa cinta, minat dan tanggungjawab, hasilnya pasti akan mengecewakan.

Dalam ibadah khusus, ibadah yang dilakukan tanpa hadir hati yang penuh rasa cinta akan hanya membuahkan hampa, ibadah akan hanya tinggal gerakan dan ritual tanpa roh yang mendampingi. Lebih-lebih lagi para pendakwah-pendakwah islam, tanpa cinta tidak akan hadir pengorbanan, tanpa pengorbanan, perjuangan tidak akan sampai kemana-mana.

Itulah hebatnya cinta, melalui air tangan seorang ibu, cinta itu mengalir menambah perisa dalam masakan, melalui cinta, akan mengalir semangat untuk berkorban dalam perjuangan.

Sumber: ismaweb.net

Thursday, April 2, 2009

Belaian Ibu

Tertanam naluri keibuan amat mendalam
Di jiwa insan yang mendambakan kebahagiaan
oh... ibu
Dibahu mu tergalas beban
perjalananmu penuh rintangan
kau titipkan kasih sayang sejujur pengorbanan
tak ku nafikan
Disaat kita berjauhkan rasa ingin ku berlari
mendakapimu penuh girang
bak si kecil kehilangan
Kau insan penyayang
betapa ku merindu
lembutnya belaian ibu
membuatku terlena
Ku pastikan dikau aman
di kurnia sejahtera
tak ku lupakan
Diwajahmu beronak tenang
kebak di dada kau rahsia
kupastikan di kau aman
di kurnia sejahtera
tak ku lupakan....
DI SAAT KITA BERJAUHAN RASA INGIN KU BERLARI
MENDAKAPIMU PENUH GIRANG
BAK SI KECIL KEHILANGAN
TIADA AKU TANPA IBU
HANYA KAU SATU DI DUNIA
BERTAKHTA DIKAU DIJIWAKU
KAULAH IBU YANG TERCINTA
kau insan pengasih
betapa ku mengharap hadirnya restumu ibu
membawaku ke syurga
bersemi belaian kasih sayang nan berpanjangan
darimu insan yang mendoakan kebahagian
anak-anakmu.. oh.. ibu.

rasa rindu itu bertandang lagi.. ku doakan ibu bahagia di sana..