Monday, February 8, 2010

Untuk mereka

Assalamualaikum WBT
Syukurku panjatkan hanya kepadaMu Illahi.. Tuhan sekalian alam..
Hanya Dia Tuhan yang layak di sembah dan HAnya Dia tempat meminta pertolongan..

Pertamanya,..
Post kali ini, ana tujukan Khas untuk ADIK-ADIK IPTI yang akan fly esok,. Rabu, 10 Feb 2010..

Semoga antum berjaya dalam bidang masing-masing,. Akk sentiasa doakan antum mendapat yang terbaik dalam hidup. Tegakkanlah Islam dalam diri antum, mg2 tertegaklah islam dimana antum berada. jgn lupa bawa bersama barangan2 keperluan dan yg paling penting bawalah taqwa bersama. Hanya Allah yang tahu betapa akk sayang pada antum semua. ingatlah kami disini dalam setiap rabitah antum..

Moga-moga pulangnya antum nanti bukan sahaja dengan gulungan ijazah tetapi juga dengan besarnya risalah yang perlu di tebarkan di hati ummah tercinta,. InsyaAllah..

Jagalah Allah sentiasa,. insyaAllah Dia akan menjaga antum selalu..

Lastly...
never forget us.. Miss u a lot.. Uhubbuki Fillah,. insyaAllah

Wassalam

Sunday, February 7, 2010

Sabar dan teruslah bersabar..

Mohon Kesabaran dari-Mu..

Satu hari,. hatiku meronta.. Apa yang nak disabarkan lagi?? Kenapa kita je yang nak kena sabar.. orang yang menuduh, yang mengata x boleh bersabar ke?? Mana keadilan??? Merenung dan berfikir....
lalu... Hatiku menjawab Mudah. Kerana Allah sayang kamu. Jadi? Bersabarlah..

Perintah Bersabar..

"Dan mintalah pertolongan (kepada Allah) dengan sabar dan (mengerjakan) salat. Dan sesungguhnya yang demikian itu sungguh berat, kecuali bagi orang-orang yang khusyuk", (2:45)

"Hai orang-orang yang beriman, jadikanlah sabar dan shalat sebagai penolongmu, Sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang sabar". (2:153)

"Jika kamu memperoleh kebaikan, niscaya mereka bersedih hati, tetapi jika kamu mendapat bencana, mereka bergembira karenanya. Jika kamu bersabar dan bertakwa, niscaya tipu daya mereka sedikit pun tidak mendatangkan kemudaratan kepadamu. Sesungguhnya Allah mengetahui segala apa yang mereka kerjakan." (3:120)


"Dan berapa banyak nabi yang berperang bersama-sama mereka sejumlah besar dari pengikut (nya) yang bertakwa. Mereka tidak menjadi lemah karena bencana yang menimpa mereka di jalan Allah, dan tidak lesu dan tidak (pula) menyerah kepada musuh). Allah menyukai orang-orang yang sabar". (3:146)


"Kamu sungguh-sungguh akan diuji terhadap hartamu dan dirimu. Dan (juga) kamu sungguh-sungguh akan mendengar dari orang-orang yang diberi Kitab sebelum kamu dan dari orang-orang yang mempersekutukan Allah, gangguan yang banyak yang menyakitkan hati. Jika kamu bersabar dan bertakwa, maka sesungguhnya yang demikian itu termasuk urusan yang patut diutamakan". (3:186)


"Hai orang-orang yang beriman, Bersabarlah kamu dan kuatkanlah kesabaranmu dan tetaplah bersiap siaga (di perbatasan negerimu) dan bertakwalah kepada Allah, supaya kamu beruntung. (3:200)

Musa berkata kepada kaumnya: "Mohonlah pertolongan kepada Allah dan bersabarlah; sesungguhnya bumi (ini) kepunyaan Allah; dipusakakan-Nya kepada siapa yang dikehendaki-Nya dari hamba-hamba-Nya. Dan kesudahan yang baik adalah bagi orang-orang yang bertakwa". (7:128)

"Dan taatlah kepada Allah dan Rasul-Nya dan janganlah kamu berbantah-bantahan, yang menyebabkan kamu menjadi gentar dan hilang kekuatanmu dan bersabarlah. Sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang sabar". (8:46)

"Dan ikutilah apa yang diwahyukan kepadamu, dan bersabarlah hingga Allah memberi keputusan dan Dia adalah Hakim yang sebaik-baiknya". (10 :109)

Selain ayat diatas, ada lagi 22 ayat dalam Al-Quran yang menyuruh kita, orang beriman supaya bersabar.. (kalau salah sila betulkan). Tiada apa yang sia-sia dalam ciptaan Allah. Bila Allah menyuruh berbuat sesuatu bermakna padanya terdapat kebaikan yang banyak.
Jadi.. Bersabarlah...


Allah menyebutkan orang-orang yang bersabar dengan berbagai sifat. Bahkan Allah juga menambahkan keterangan tentang sejumlah darjat yang tinggi dan kebaikan dan menjadikannya buah dari kesabaran. Oleh itu.. tetaplah bersabar...

Ganjaran bagi mereka yang sabar..

"Dan sungguh akan Kami berikan cobaan kepadamu, dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan. Dan berikanlah berita gembira kepada orang-orang yang sabar", (2:155)

(yaitu) orang-orang yang apabila ditimpa musibah, mereka mengucapkan, "Innaa lillaahi wa innaa ilaihi raaji`uun" (2:156)

Mereka itulah yang mendapat keberkatan yang sempurna dan rahmat dari Tuhan mereka, dan mereka itulah orang-orang yang mendapat petunjuk". (2:157)

"Maka tatkala Thalut keluar membawa tentaranya, ia berkata: "Sesungguhnya Allah akan menguji kamu dengan suatu sungai. Maka siapa di antara kamu meminum airnya, bukanlah ia pengikutku. Dan barang siapa tiada meminumnya, kecuali menceduk seceduk tangan, maka ia adalah pengikutku." Kemudian mereka meminumnya kecuali beberapa orang di antara mereka. Maka tatkala Thalut dan orang-orang yang beriman bersama dia telah menyeberangi sungai itu, orang-orang yang telah minum berkata: "Tak ada kesanggupan kami pada hari ini untuk melawan Jalut dan tentaranya." Orang-orang yang meyakini bahwa mereka akan menemui Allah berkata: "Berapa banyak terjadi golongan yang sedikit dapat mengalahkan golongan yang banyak dengan izin Allah. Dan Allah beserta orang-orang yang sabar." (2:249)

"Apakah kamu mengira bahwa kamu akan masuk surga, padahal belum nyata bagi Allah orang-orang yang berjihad di antaramu, dan belum nyata orang-orang yang sabar". (3:142)

"Dan Kami pusakakan kepada kaum yang telah ditindas itu, negeri-negeri bahagian timur bumi dan bahagian baratnya yang telah Kami beri berkah padanya. Dan telah sempurnalah perkataan Tuhanmu yang baik (sebagai janji) untuk Bani Israel disebabkan kesabaran mereka. Dan Kami hancurkan apa yang telah dibuat Firaun dan kaumnya dan apa yang telah dibangun mereka." (7:137)

"Dan taatlah kepada Allah dan Rasul-Nya dan janganlah kamu berbantah-bantahan, yang menyebabkan kamu menjadi gentar dan hilang kekuatanmu dan bersabarlah. Sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang sabar". (8:46)

"Hai nabi, Kobarkanlah semangat para mukmin untuk berperang. jika ada dua puluh orang yang sabar diantaramu, niscaya mereka akan dapat mengalahkan dua ratus orang musuh. dan jika ada seratus orang yang sabar diantaramu, niscaya mereka akan dapat mengalahkan seribu dari pada orang kafir, disebabkan orang-orang kafir itu kaum yang tidak mengerti (8:65)"


Bilakah harus kita bersabar?

SABAR MENGHADAPI PENYAKIT

"Apakah kamu mengira bahwa kamu akan masuk surga, padahal belum datang kepadamu (cobaan) sebagaimana halnya orang-orang terdahulu sebelum kamu? Mereka ditimpa oleh malapetaka dan kesengsaraan, serta digoncangkan (dengan bermacam-macam cobaan) sehingga berkatalah Rasul dan orang-orang yang beriman bersamanya: "Bilakah datangnya pertolongan Allah?" Ingatlah, sesungguhnya pertolongan Allah itu amat dekat." (2:214)

SABAR DALAM MENGHADAPI SESUATU YANG KITA BENCI

"Dan sungguh akan Kami berikan cobaan kepadamu, dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan. Dan berikanlah berita gembira kepada orang-orang yang sabar," (2:155)

"Bukanlah menghadapkan wajahmu ke arah timur dan barat itu suatu kebajikan, akan tetapi sesungguhnya kebajikan itu ialah beriman kepada Allah, hari kemudian, malaikat-malaikat, kitab-kitab, nabi-nabi dan memberikan harta yang dicintainya kepada kerabatnya, anak-anak yatim, orang-orang miskin, musafir (yang memerlukan pertolongan) dan orang-orang yang meminta-minta; dan (memerdekakan) hamba sahaya, mendirikan salat, dan menunaikan zakat; dan orang-orang yang menepati janjinya apabila ia berjanji, dan orang-orang yang sabar dalam kesempitan, penderitaan dan dalam peperangan. Mereka itulah orang-orang yang benar (imannya); dan mereka itulah orang-orang yang bertakwa." (2:177)

"Kamu sungguh-sungguh akan diuji terhadap hartamu dan dirimu. Dan (juga) kamu sungguh-sungguh akan mendengar dari orang-orang yang diberi Kitab sebelum kamu dan dari orang-orang yang mempersekutukan Allah, gangguan yang banyak yang menyakitkan hati. Jika kamu bersabar dan bertakwa, maka sesungguhnya yang demikian itu termasuk urusan yang patut diutamakan." (3:186)

"Dan orang-orang yang berhijrah karena Allah sesudah mereka dianiaya, pasti Kami akan memberikan tempat yang bagus kepada mereka di dunia. Dan sesungguhnya pahala di akhirat adalah lebih besar, kalau mereka mengetahui,"

(yaitu) orang-orang yang sabar dan hanya kepada Tuhan saja mereka bertawakal". (16:41-42)


Kesimpulan..

Tiada istilah PENAT dalam kamus hidup seorang daie. Jika terkeluar beristiqfar lah.. Mungkin itu bisikan syaitan yang hanya melemahkan...Renungla kembali keikhlasan kita dalam mendidik. kadang kala kita sering di lekakan oleh mainan syaitan yang tidak henti-henti membolak balikkan hati. Mungkin kita terikut dengan arus nafsu yang menggoda.

Sekarang bukannya masa untuk seorang daie berputus asa. Teruskan lah melangkah walaupun badai sahara datang melanda. Anggap itu sebagai tarbiyah dari Allah untuk menguatkan lagi keberadaan kita di jalan yang kita pilih. Biarlah ujian itu menjadi hembusan semangat dan menjadi obar perjuangan yang panjang.

Harapanku..

Ku ingin melatih diriku menjadi seorang daie yang sentiasa bersabar dalam semua perkara. Sabar dalam amarah, sabar dalam mendidik, sabar dalam kepedihan hati, sabar dalam ketaatan, sabar dalam pelbagai ujian dan yang paling penting sabar dalam mengejar redha Illahi..

Waalahua'lam..

“sabar is a word that is always easier said than done”

Monday, February 1, 2010

Cerita KITA..

Renungi Kisah Ini..

Sebuah Dialog di Malam Hari, Buat Insan Bernama Dai’e


“Akhi, dulu ana merasa semangat saat-saat aktif dalam dakwah. Tapi, kebelakangan ini rasanya semakin terasa hambar. Ukhuwah makin kering-kontang, bahkan ana melihat ternyata banyak ikhwah pula yang aneh dan pelik!”


Begitu keluh kesah seorang mad’u kepada murabbinya di suatu malam. Sang murabbi hanya terdiam, mencuba terus menggali semua kegelisahan dalam diri mad’unya.


“Lalu apa yang ingin anta lakukan setelah merasakan semua itu?” Sahut sang murrabi setelah sesaat termenung seketika.


“Ana ingin berhenti saja, keluar dari tarbiyah ini. Ana kecewa dengan perilaku dan sikap beberapa ikhwah yang tidak Islami. Juga dengan organisasi dakwah yang ana geluti; kaku dan sering mematikan potensi anggota-anggotanya. Jika terus begini, lebih baik ana bersendiri saja.” Ikhwah itu berkata.


Sang murabbi termenung kembali. Tidak kelihatan raut terkejut daripada wajahnya. Sorot matanya tetap kelihatan tenang, seakan jawapan itu memang sudah diketahuinya sejak awal.


“Akhi, bila satu kali anta naik sebuah kapal mengharungi lautan luas. Kapal itu ternyata sudah rosak. Layarnya banyak berlubang, kayunya banyak yang reput, bahkan kabinnya penuh dengan sampah bauan kotoran akibat manusia. Lalu apa yang anta lakukan untuk tetap sampai pada tujuan?” Tanya seorang murabbi dengan kiasan yang mendalam maknanya.


Sang mad’u terdiam berfikir. Tak kuasa hatinya mendapat umpan balik sedemikian tajam dengan kiasan yang amat tepat.


“Apakah anta memilih untuk terjun ke laut dan berenang sampai tujuan?” Sang murabbi mencuba memberi jawapan kepadanya.


“Bila anta terjun ke laut, sesaat anta akan merasa senang. Bebas dari bau kotoran manusia, merasakan kesegaran air laut, atau bebas bermain dengan lumba-lumba. Tapi itu hanya sesaat. Berapa kekuatan anta untuk berenang sampai tujuan? Bagaimana bila ribut datang? Dari mana anta mendapat makan dan minum? Bila malam datang bagaimana anta mengatasi hawa dingin?”


Serentetan pertanyaan dihamparkan di hadapan sang ikhwah tersebut. Tidak semena-mena, sang ikhwah menangis tersedu-sedu. Tak kuasa hatinya menahan kegundahan sedemikian. Kekecewaannya kekadang memuncak, namun sang murabbi yang dihormatinya justeru tidak memberi jalan keluar yang sesuai dengan keinginannya.


“Akhi, apakah anta masih merasa bahawa jalan dakwah adalah jalan yang paling utama menuju redha ALLAH SWT?”


Pertanyaan yang menghujam jiwa sang ikhwah. Ia hanya mengangguk.


“Bagaimana bila ternyata kereta yang anta bawa dalam menempuh jalan itu ternyata rosak dan bermasalah? Anta akan berjalan kaki meninggalkan kereta itu tersadai di tepi jalan atau mencuba memperbaikinya?” Tanya sang murabbi lagi.


Sang ikhwah tetap terdiam dalam esakan tangis perlahannya. Tiba-tiba ia mengangkat tangannya.


“Cukup akhi, cukup. Ana sedar. Maafkan ana, InsyaALLAH ana akan tetap istiqamah. Ana berdakwah bukan untuk mendapat pingat kehormatan atau agar setiap kata-kata ana diperhatikan. Atau ana mendapat nama di sisi manusia. Biarlah yang lain dengan urusan peribadi masing-masing. Biarlah ana tetap berjalan dalam dakwah dan hanya Allah swt sahaja yang akan membahagiakan ana kelak dengan janji-janji- NYA. Biarlah segala kepedihan yang ana rasakan jadi pelebur dosa-dosa ana.”


Sang mad’u berazam di hadapan sang murabbi yang semakin dihormatinya. Sang murabbi tersenyum.


“Akhi, jama’ah ini adalah jama’ah manusia. Mereka adalah kumpulan insan yang punya banyak kelemahan dan kekurangan. Tapi di sebalik kelemahan itu, masih amat banyak kebaikan yang mereka miliki. Mereka adalah peribadi-peribadi yang menyambut seruan Allah untuk berdakwah. Dengan begitu mereka sedang berproses menjadi manusia terbaik pilihan ALLAH SWT.”


“Bila ada satu dua kelemahan dan kesalahan mereka, janganlah hal itu meresahkan perasaan anta. Sebagaimana ALLAH SWT menghapus dosa manusia dengan amal baik mereka, hapuslah kesalahan mereka di mata anta dengan kebaikan-kebaikan mereka terhadap dakwah selama ini. Kerena di mata ALLAH SWT, belum tentu antum lebih baik dari mereka.”


“Futur, mundur lemah atau bahkan berpaling menjadi lawan bukanlah jalan yang masuk akal. Apabila setiap ketidak kesepakatan selalu diselesaikan dengan jalan itu; maka apakah dakwah ini dapat berjalan dengan baik?” Sambungnya panjang lebar.


“Kita bukan sekadar pemerhati yang hanya berkomentar. Atau hanya pandai menuding-nuding jari kerana sesuatu kesalahan. Kalau hanya itu, orang kafir pun boleh melakukannya. Tapi kita adalah dai’e. Kita adalah khalifah. Kitalah yang diberi amanat oleh Allah swt untuk menyelesaikan masalah-masalah di muka bumi. Bukan hanya membongkarnya, yang menjadikan ia semakin meruncing dan membarah.”



Sang mad’u termenung sampai merenungi setiap kalimat murabbinya. Azamnya kembali menguat. Namun ada satu hal yang tetap bergelayut di hatinya.


“Tapi bagaimana ana boleh memperbaiki organisasi dakwah dengan kemampuan ana yang lemah ini?”


Sebuah pertanyaan konstruktif akhirnya muncul juga.


“Siapa kata kemampuan anta lemah? Apakah Allah swt menjadikan begitu kepada anta? Semua manusia punya potensi yang berbeza. Namun tak ada yang mampu melihat bahawa yang satu lebih baik dari yang lain!” Sahut sang murabbi.


“Bekerjalah dengan ikhlas. Berilah kerjasama dalam kebenaran, kesabaran dan kasih sayang pada semua ikhwah yang terlibat dalam organisasi itu kerana peringatan selalu berguna bagi orang yang beriman. Bila ada sebuah isu atau fitnah, tutuplah telinga anta dan bertaubatlah. Singkirkan segala prasangka anta terhadap saudara anta sendiri.”


Malam itu sang mad’u menyedari kesalahannya. Ia bertekad untuk tetap hidup bersama jama’ah untuk tetap mengharungi jalan dakwah dan tarbiyah. Kembalikan semangat itu saudaraku, jangan biarkan putus asa itu hilang, ditelan gersangnya debu yang menerpa. Biarlah itu semua menjadi saksi sampai kita diberi dua kebaikan oleh ALLAH SWT.


Kemenangan atau Mati Syahid


Ikhlas adalah roh daripada setiap amal. Ikhlas adalah motivasi yang kuat agar amal kita tetap terjaga sentiasa, tidak usang kerana kepanasan dan tidak luntur kerana kehujanan, tidak ghurur kerana pujian dan tidak kendur kerana cacian. Terus bergerak ke arah tujuan yang paling tinggi puncak dan cita-citanya. Peliharalah keikhlasan dalam bekerja. Semoga kita sama-sama terus istiqamah dalam dakwah dan tarbiyyah.