Alhamdulillah, segala pujian hanya untuk Allah.. pemilik timur dan barat. Syukur kehadrat illahi dengan limpahan nikmat yang tidak terhingga banyaknya. Syukur kerana Masih memberi ruang dan peluang untuk bernafas memperteguhkan taubat, membersihkan hati membina iman. Bersyukur padaMu Ya Allah, dengan pinjaman sahabat-sahabat dan ahli keluarga yang banyak membantu melancarkan urusan. Alhamdulillah…
NIKMAT,. Sikitnya dirisaukan, banyaknya dikufurkan. Ramai manusia tenggelam dengan hanya terpesona bersama nikmat sehingga mengabaikan pemberi nikmat. Walhal telah diperingatkan dengan tragedi yang menimpa kaum terdahulu akibat mengkufurkan nikmat pemberian Allah. Semuanya telah diceritakan dalam novel karangan YANG MAHA AGUNG. Banyak kisah yang telah dipaparkan. Kisah kaum Thamud bersama nabi Soleh misalnya. Kisah cinta nabi Yusuf dan Zulaikha, kisah nabi sulaiman dan ratu balqis dan banyak lagi. Semuanya sarat dengan pengajaran yang boleh dijadikan iktibar untuk kita. Dan kali ini, sebagai tugasan halaqah, saya memilih untuk mengkaji kisah nabi nuh bersama kaumnya yang ingkar terhadap nikmat Allah. Moga-moga kita mendapat kebaikan bersama.
Iktibar Kisah dari Al-Quran
Rasul pertama yang diutus ke bumi
Nabi Nuh merupakan rasul pertama yang diutus menyampaikan risalah kepada kaumnya ketika mereka sudah berpaling menyembah patung-patung dan berbuat kezaliman dan kekufuran.
“sesungguhnya kami mewahyukan kepadamu (Muhammad) sebagaimana Kami telah mewahyukan kepada NUH dan nabi-nabi setelahnya,..” (4:163)
Baginda menerima wahyu kenabian dalam masa ‘fatrah’ iaitu masa kekosongan di antara dua rasul dimana manusia secara beransur-ansur melupakan ajaran agama dan kembali kepada ajaran penyembahan berhala tinggalan nenek moyang terdahulu. Nabi Nuh datang ditengah-tengah kaum yang menyembah berhala iaitu patung-patung yang dibuat oleh tangan-tangan mereka sendiri. Mereka menyembahnya sebagai tuhan-tuhan yang dapat memberikan kebaikan dan manfaat serta menolak segala kesengsaraan dan diyakini akan membawa kebahagiaan dan kekayaan.
Berhala-berhala yang dipertuhankan dan menurut kepercayaan mereka mempunyai kuasa ghaib terhadap manusia telah diberikan pelbagai nama silih berganti mengikut selera kebodohan mereka. Kadang-kadang berhala mereka dinamakan Wadd dan Suwa’, kadangkala Yagus dan apabila telah bosan mereka menukar kepada Ya’uq dan Nasr.
“dan mereka berkata, “ janganlah sesekali kamu meninggalkan penyembahan tuhan-tuhan kamu dan janganlah sesekali kamu meninggalkan penyembahan Wadd, dan jangan pula Suwa’ Yagus, Ya’uq dan Nasr” (71:23)
Dakwah nabi Nuh as
Nabi Nuh telah menggunakan masa yang lama untuk berdakwah menyeru kaumnya menyembah Allah. Allah berfirman :
“dan sesungguhnya, Kami telah mengutus Nuh kepada kaumnya, maka dia tinggal bersama mereka selama seribu tahun kurang lima puluh tahun…” (29:14)
Ini bermaksud, nabi Nuh berada ditengah-tengah kaumnya selama Sembilan ratus lima puluh tahun berdakwah, mengajak mereka menyembah Allah yang Esa dan meninggalkan penyembahan berhala. Nabi Nuh telah mengajar kaumnya hokum-hukum syariat agama sepertimana yang telah diwahyukan Allah kepadanya, mengangkat darjat manusia yang tertindas dan lemah ketingkat yang sesuai dengan fitrah dan berusaha menghilangkan sifat sombong dan bongkak yang melekat pada para pembesar dikalangan mereka. Nabi Nuh juga mendidik mereka supaya berkasih sayang sesama manusia, tolong menolong dan menyedarkan mereka tentang konsep kesamarataan dikalangan mereka.
Nabi Nuh menghadapi dugaan dan cabaran
Sepanjang berdakwah menyeru kaumnya pada yang Esa, nabi Nuh telah menerima pelbagai ancaman, ugutan dan tohmahan yang tidak berasas. Ikuti kisahnya..
Nabi Nuh : Hai kaumku, sesungguhnya aku adalah pemberi peringatan kepada kamu, iaitu sembahlah Allah, bertaqwalah kepadaNya dan taatlah kepadaku, nescaya Allah akan mengampuni sebagian dosa-dosamu dan menangguhkan kamu, sampai kepada waktu yang ditentukan. Sesungguhnya ketetapan Allah apabila telah datang tidak dapat ditangguhkan, kalau kamu mengetahui. (71:2-4)
Pemimpin kaumnya : Kami tidak melihat kamu, melainkan sebagai seorang manusia biasa seperti kami dan kami tidak melihat orang-orang yang mengikuti kamu melainkan orang yang hina dina di antara kami yang lekas percaya saja, dan kami tidak melihat kamu memiliki sesuatu kelebihan apapun atas kami, bahkan kami yakin bahwa kamu adalah orang-orang yang dusta (11:27)
Nabi Nuh : Hai kaumku, tak ada padaku kesesatan sedikit pun tetapi aku adalah utusan dari Tuhan semesta alam. Aku sampaikan kepadamu amanat-amanat Tuhanku dan aku memberi nasihat kepadamu, dan aku mengetahui dari Allah apa yang kamu tidak ketahui. Dan apakah kamu tidak dan hairan bahwa telah datang kepadamu peringatan dari Tuhanmu dengan perantaraan seorang laki-laki dari golonganmu agar dia memberi peringatan kepadamu dan mudah-mudahan kamu bertaqwa dan supaya kamu mendapat rahmat. (7:60-63)
Kaumnya : Apakah kami harus beriman kepadamu, padahal pengikut-pengikutmu orang-orang yang hina? (26:111)
Nabi Nuh : Tidak ada pengetahuanku tentang apa yang mereka kerjakan. Perhitungan amal perbuatan mereka tidak lain hanyalah kepada Tuhanku, jika kamu menyedarinya. (26:112-115)
Pemuka : sesungguhnya kami memandang kamu dalam kesesatan yang nyata (7:60)
Nabi Nuh : Wahai kaumku! Apa pendapatmu jika aku mempunyai bukti yang nyata dari Tuhanku, dan aku diberi rahmat dari sisi-Nya, sedangkan rahmat itu disamarkan bagimu. Apa kami akan memaksa kamu untuk menerimanya, padahal kamu tidak menyukainya? (11:28)
Nabi Nuh : Dan wahai kaumku! Aku tidak meminta harta kepada kamu sebagai imbalan atas seruanku. Imbalanku hanyalah dari Allah dan aku sekali-kali tidak akan mengusir orang yang telah beriman. Sungguh, mereka akan bertemu dengan Tuhannya, dan sebaliknya aku memandangmu sebagai kaum yang bodoh. (11:29)
Mereka seperti terpengaruh dengan kata-kata nabi Nuh. Namun, mereka
mendapati pengikut-pengikut nabi Nuh terdiri daripada orang-orang fakir dan
orang-orang lemah yang berbeza dengan mereka, baik dari segi social dan kekayaan. Maka mereka berjanji akan beriman dengan syarat nabi Nuh mahu menjauhkan orang-orang lemah darinya, mengusir dan menghalau mereka serta tidak mengikuti dakwah nabi Nuh. Nuh tidak cepat melatah dengan ugutan tersebut malah nabi Nuh menjawab:
Nabi Nuh : Dan wahai kaumku! Siapakah yang akan menolongku dari azab Allah jika aku mengusir mereka? Tidakkah kamu mengambil pelajaran? (11-30)
Nabi Nuh : Dan aku tidak mengatakan kepadamu bahwa aku mempunyai gudang-gudang rezeki dan kekayaan dari Allah, dan aku tidak mengetahui yang ghaib dan tidak pula mengatakan bahawa sesungguhnya aku adalah malaikat, dan aku tidak juga mengatakan kepada orang yang dipandang hina oleh penglihatanmu, bahwa Allah tidak akan memberikan kebaikan kepada mereka. Allah lebih mengetahui apa yang ada pada diri mereka. Sungguh jika demikian aku benar-benar termasuk orang-orang yang zalim. (11:31)
Nasihat dan perkataan nabi Nuh tidak diendahkan, malah mereka membantah bersungguh.
Kaumnya : Wahai Nuh! Sungguh engkau telah berbantah dengan kami dan engkau telah memperpanjang bantahanmu terhadap kami, maka datangkanlah kepada kami azab yang engkau ancamkan jika kamu termasuk orang yang benar. (11:32)
Nabi Nuh : Hanya Allah yang akan mendatangkan azab kepadamu jika Dia kehendaki dan kamu tidak akan dapat melepaskan diri. Nasihatku tidak akan bermanfaat bagimu sekalipun aku ingin memberi nasihat kepadamu, kalau Allah hendak menyesatkan kamu. Dia adalah tuhanmu dan kepadaNya lah kamu dikembalikan.
Nabi Nuh berasa sedih apabila seruannya tidak mendapat perhatian dari kaumnya. Harapan nabi Nuh akan kesedaran kaumnya ternyata semakin hari semakin berkurang, sinar iman dan taqwa tidak akan menembus ke dalam hati mereka yang telah tertutup rapat oleh ajakan iblis dan sekutunya. Nabi nuh menemui jalan buntu dalam menghadapi mereka, ia telah mengadukan penentangan itu kepada Allah.
Nabi Nuh : Ya Tuhanku, sesungguhnya aku telah menyeru kaumku malam dan siang, maka seruanku hanyalah menambah mereka lari dari kebenaran. Dan sesungguhnya setiap kali aku menyeru mereka kepada iman agar Engkau mengampuni mereka, mereka memasukkan anak jari mereka kedalam telinganya dan menutupkan bajunya kemukanya dan mereka tetap mengingkari dan menyombongkan diri dengan sangat. Kemudian sesungguhnya aku telah menyeru mereka kepada iman dengan cara terang-terangan, kemudian sesungguhnya aku menyeru mereka lagi dengan terang-terangan dan dengan diam-diam, maka aku katakan kepada mereka ‘mohonlah ampun kepada Tuhanmu, sesungguhnya Dia adalah Maha Pengampun nescaya Dia akan mengirimkan hujan kepadamu dengan lebat, dan membanyakkan hart anak-anakmu, dan mengadakan untukmu kebun-kebun dan menadakan pula di dalamnua untukmu sungai-sungai” (71:5-12)
Allah yang Maha berkuasa dan Maha mendengar telah mendengar aduan serta rayuan nabi Nuh. Dengan penuh kasih sayang Allah memujuk nabi Nuh.
Allah berfirman : Ketahuilah tidak akan beriman di antara kaummu, kecuali orang yang benar-benar beriman sahaja, kerana itu janganlah engkau bersedih hati tentang apa yang mereka perbuat ( 11: 36)
Lalu Allah memerintahkan nabi Nuh membina sebuah kapal, maka bersegeralah nabi Nuh dan pengikutnya mengumpulkan bahan yang diperlukan untuk maksud tersebut.
Dan buatlah bahtera itu dengan pengawasan dan petunjuk wahyu Kami, dan janganlah kamu bicarakan dengan Aku tentang orang yang zalim itu; sesungguhnya mereka itu akan ditenggelamkan. (11:37)
Nabi Nuh telah memilih tempat yang jauh dari kota dan kaumnya agar dapat bekerja dengan tenang tanpa gangguan bagi menyelesaikan pembinaan kapalnya. Namun, sangkaan nabi Nuh meleset. Mereka yang secara kebetulan atau tidak sengaja melalui kawasan pembinaan itu telah mengejek dan mengolok-olokkan tindakan nuh dan pengikutnya.
Kaumnya : Wahai Nuh! Sejak bila engkau telah menjadi tukang kayu dan pembuat kapal? Bukankah engkau seorang nabi dan rasul menurut pengakuanmu, kenapa sekarang menjadi seorang tukang kyu dan pembuat kapal? dan kapal yang engkau buat itu di tempat yang jauh dari air ini adalah maksudmu untuk ditarik oleh kerbau kerbau ataukah mengharapkan angin yang akan menarik kapalmu ke laut?
Nabi Nuh : Baiklah, tunggu saja saatnya nanti, jika kamu sekarang mengejek dan mengolok-olokkan kami maka akan tibalah masanya kelak bagi kami mengejek kamu dan akan kamu ketahui kelak untuk apa kapal yang kami siapkan ini. Tunggulah saatnya azab dan hukuman Allah menimpa atas kamu.
Dan mulailah Nuh membuat bahtera. Dan setiap kali pemimpin kaumnya berjalan melewati Nuh, mereka mengejeknya.
Berkatalah Nuh: "Jika kamu mengejek kami, maka sesungguhnya kami (pun) mengejekmu sebagaimana kamu sekalian mengejek (kami). Kelak kamu akan mengetahui siapa yang akan ditimpa oleh azab yang menghinakannya dan yang akan ditimpa azab yang kekal." (11: 38-39)
Apabila selesai pembinaan kapal, nabi Nuh menerima wahyu dari Allah:
Hingga apabila perintah Kami datang dan dapur telah memancarkan air, Kami berfirman: "Muatkanlah ke dalam bahtera itu dari masing-masing binatang sepasang (jantan dan betina), dan keluargamu kecuali orang yang telah terdahulu ketetapan terhadapnya dan (muatkan pula) orang-orang yang beriman." Dan tidak beriman bersama dengan Nuh itu kecuali sedikit. (11:40)
Kemudian tercurahlah dari langit dan memancur dari bumi air yang deras dan dasyat yang dalam sekelip mata telah menjadi banjir besar melanda seluruh kota dan desa sehingga mencapai puncak bukit-bukit. Tiada lagi tempat berlindung dari air bah yang dasyat itu kecuali kapal nabi Nuh yang telah terisi penuh dengan orang-orang mukmin dan pasangan makhluk yang diselamatkan nabi Nuh atas perintah Allah.
Maka Kami bukakan pintu-pintu langit dengan (menurunkan) air yang tercurah. Dan Kami jadikan bumi memancarkan mata air-mata air maka bertemulah air-air itu untuk satu urusan yang sungguh telah ditetapkan. Dan Kami angkut Nuh ke atas (bahtera) yang terbuat dari papan dan paku, Yang berlayar dengan pemeliharaan Kami sebagai balasan bagi orang-orang yang diingkari (Nuh). (54:11-14)
Allah menghancurkan kaum nabi nuh as
Kapal nabi Nuh belayar dengan lajunya menyusuri lautan air, menentang angin yang kadang kala lemah lembut dan kadang kala ganas dan ribut. Di kanan kiri kapal terlihatlah orang-orang kafir bergelut melawan gelombang air yang menggunung berusaha menyelamatkan diri dari cengkaman maut yang sudah sedia menelan mereka dalam lipatan gelombang yang mengganas.
Disaat-saat getir itu terlihatlah nabi Nuh akan tubuh puteranya yang sulung bernama “Kan’an” timbul tenggelam dipermainkan oleh gelombang yang tidak menaruh belas kasihan terhadap orang-orang yang sedang menerima hukuman Allah. Tanda disedari, timbullah rasa cinta dan kasih saying seorang ayah terhadap anaknya yang berada diambang maut. Nabi Nuh secara spontan, terdorong oleh suara hati kecilnya berteriak dengan sekuat hati memanggil puteranya.
Nabi Nuh : Hai anakku, naiklah (ke kapal) bersama kami dan janganlah kamu berada bersama orang-orang yang kafir (11:42)
Kan’ann : Aku akan mencari perlindungan ke gunung yang dapat memeliharaku dari air bah. (11:43)
Nabi Nuh : Tidak ada yang melindungi hari ini dari azab Allah selain Allah (saja) Yang Maha Penyayang (11:43)
Kan’ann : Biarkanlah aku dan pergilah, jauhi aku, aku tidak sudi berlindung di atas geladak kapalmu. Aku akan dapat menyelamatkan diriku sendiri dengan berlindung di atas bukit yang tidak akan dijangkau oleh air.
Maka tenggelamlah Kan’ann disambar gelombang ganas dan lenyaplah dia dari pandangan mata ayahnya. Tergelincirlah dia di bawah lautan air mengikut kawan-kawannya dan pembesar-pembesar kaumnya yang derhaka itu.
Dan Nuh berseru kepada Tuhannya sambil berkata: "Ya Tuhanku, sesungguhnya anakku, termasuk keluargaku, dan sesungguhnya janji Engkau itulah yang benar. Dan Engkau adalah Hakim yang seadil-adilnya." (11:45)
Allah berfirman: "Hai Nuh, sesungguhnya dia bukanlah termasuk keluargamu (yang dijanjikan akan diselamatkan), sesungguhnya (perbuatannya) perbuatan yang tidak baik. Sebab itu janganlah kamu memohon kepada-Ku sesuatu yang kamu tidak mengetahui (hakikat) nya. Sesungguhnya Aku memperingatkan kepadamu supaya kamu jangan termasuk orang-orang yang tidak berpengetahuan." (11:46)
Nuh berkata: "Ya Tuhanku, sesungguhnya aku berlindung kepada Engkau dari memohon kepada Engkau sesuatu yang aku tiada mengetahui (hakikat) nya. Dan sekiranya Engkau tidak memberi ampun kepadaku, dan (tidak) menaruh belas kasihan kepadaku, niscaya aku akan termasuk orang-orang yang merugi." (11:47)
Setelah air bah itu mencapai puncak keganasannya dan habis binasalah kaum Nuh yang kafir dan zalim itu sesuai dengan kehendak dan hokum Allah, surutlah lautan air diserap bumi kemudian bertambatlah kapal Nuh di atas bukit Judie dengan iringi perintah Allah.
"Hai Nuh, turunlah dengan selamat sejahtera dan penuh keberkatan dari Kami atasmu dan atas umat-umat (yang mukmin) dari orang-orang yang bersamamu. Dan ada (pula) umat-umat yang Kami beri kesenangan pada mereka (dalam kehidupan dunia), kemudian mereka akan ditimpa azab yang pedih dari Kami." (11:48)
Begitulah balasan Allah terhadap hambanya yang cuba mengaku sebagai tuhan. Bila Allah mengkehendaki, tiada siapa yang dapat menghalang. Waallhu’alam.
No comments:
Post a Comment